Malam itu mereka memang sedang tidak ada di hotel berbintang lima, enam atau sepuluh. Dua anak manusia yang memisahkan diri dari rombongannya itu duduk di puncak gunung dengan kilauan bintang yang tak terhitung jumlahnya, lebih indah dari hotel berbintang yang berupiah tinggi.
“Gue selalu senang kalau nanjak sama lo” si laki-laki bertubuh kurus tiba-tiba mengeluarkan kalimat tersebut di sela obrolan mereka, kalimat yang membuat gadis berjilbab di sebelahnya terdiam dalam sesak.