Minggu, 23 Maret 2014

Life Pengangguran

Lautan pengangguran yang sengaja di tangkep kamera hape Aya
“Aduh Ay, susah banget cari kerja”
“Aku mau ikut kayak kamu, ngebolang”
“Gue borrrring banget Ya, nyari kerja tuh susah banget, sumpah ! Maen aja yuuuuk !”
“Yaelah Ya, boro-boro lowongan, gue aja mau keluar ini”
“Batas usia maksimal 22 tahun, kamu lulusan 2013 apa 2012 ?”

Selasa, 18 Maret 2014

Trekking ‘ban’ di lautan pasir

© salah satu guide
Ini adalah pelunasan hutang rasa bersalah saya kepada Desi, salah satu teman yang saya tidak ajak ke Dieng tempo lalu.

Januari lalu, saya menyebar racun ke nyaris semua teman yang ada di contact mobile saya. Begini isinya,

‘ke bromo yuuk. Tanggal 14-17 maret, 700ribuan-lah kurang lebih, udah bersih dari Jakarta. Ayok ah ..’

Beberapa menit kemudian, tak satu balasan pun masuk. Ini yang paling saya tidak suka, mencari teman perjalanan. Dan ini pula yang menyebabkan saya lebih senang pergi sendirian. Susah sekali mencari teman perjalanan itu.

Rabu, 12 Maret 2014

Tentang saya yang menyukai ‘sepi’ namun senang dalam ‘keramaian’


Mungkin bukan rahasia umum lagi kalau saya adalah seseorang yang begitu mencintai ‘masa lalu’.

‘Masa lalu’ yang saya maksud adalah masa dimana saya masih kanak-kanak. Dalam beberapa tulisan saya, saya pernah menceritakan tentang masa-masa menyenangkan itu.

Sabtu, 08 Maret 2014

OUT OF THE COMFORT ZONE




Akhir-akhir ini saya senang sekali membaca sedikit tentang sosok Socrates1. Dalam pencarian saya yang mencoba mengenali sosoknya, saya menemukan satu pemikiran Plato2 tentang teori goa yang di tulis di dalam Republic, salah satu karya terkenalnya.

Jika saya simpulkan dalam pemahaman saya sendiri, begini, mereka (orang-orang yang berada di dalam goa) sudah merasa nyaman dengan kehidupannya, mereka hanya bisa melihat bayang-bayang keadaan di luar goa hanya dari pantulan tembok goa dengan cahaya api unggun yang ada disana. Tanpa pernah keluar, dan merasakannya sendiri. Mereka terlalu nyaman berada di dalam kebiasaannya. Sampai pada akhirnya, seorang dari mereka memutuskan untuk keluar dari zona nyaman tersebut. Dan apa yang ‘seseorang itu’ dapati di luar goa ? Sesuatu yang jauh dari pemikiran sebelumnya, pemikiran-pemikiran yang tercipta selama masih ada di dalam goa. Seseorang tersebut menemukan banyak kenyataan, bukan sekedar pemikiran. Dunia yang sebenarnya, nyata dengan keadaan alam semesta yang sesungguhnya. Lalu, seseorang itu kembali ke dalam goa, memberitahukan kepada para penghuni goa, bahwa di luar sana jauh dari apa yang hanya bisa di lihat di dinding goa itu. Seseorang itu mengajak para penghuni goa untuk keluar. Tapi tak seorang pun yang percaya, para penghuni itu malah membunuh seseorang itu.

Minggu, 02 Maret 2014

if it’s not madness, it’s not love (Jika tidak gila, itu bukan cinta)

“Du, Dana jatuh dari tebing. Tadi dia lagi latihan, mungkin telapak tangannya licin, pengikatnya juga enggak kekunci. Dana jatuh, dan sampai sekarang enggak sadarkan diri, Du”

Lembaran-lembaran kertas yang ada di dalam genggamanku jatuh seketika, tak ada kata yang melesat dari mulutku. Aku berlari, berlari sekencang mungkin ke lapangan, tempat Dana berlatih climber.

“Nyun, Nyun .. bangun Nyun. Nyun .. Nyun bangun !!”