Sabtu, 30 November 2013

INI LHO PACAR GUE .. ..


*)

Lamborghini putih berhenti tepat di depan sebuah café di pinggiran ibukota. Terlihat sepasang kekasih keluar dari lamborghini tersebut, keduanya terlihat begitu serasi, melangkah beriringan memasuki café itu.
“Rose ..” sang wanita menoleh ketika mendengar suaranya di panggil, wanita itu tersenyum, ia pun melangkah mendekati suara yang memanggilnya, tangannya masih terselip di lekukkan siku kekasihnya. Cowok kece, dengan tampang kebule-bulean.
“Liat, liat. Gila ya si Rose, cowoknya ganteng banget.”
“Waaah .. itu cowok keren banget.”
“Mauuuuu ..” bisik-bisik tetangga mulai terdengar di kerumunan beberapa gadis yang sedang mengadakan party kecil disana. Sedang, beberapa cowok yang juga ada di sana pun terlihat kagum ketika melihat pasangan yang sebentar lagi akan bergabung bersama mereka.
“Sori ya gue telat” ucap gadis yang mengenakan blouse merah marun itu ketika sudah bergabung bersama teman-temannya.
“Santai.” Jawab salah seorang dari mereka. Rose pun tersenyum, kemudian tersadar “Oh iya, kenalin, ini Leonard, cowok gue.” Rose dengan bangga mengenalkan kekasihnya kepada semua temannya yang ada disana.

Rabu, 27 November 2013

NGERASA ENGGAK PANTES


Hepi besdey to me .. Hepi besdey to me .. Hepi besdey Hepi besdey .. Hepi besdey to me ..

Happy birthday Aya Nurhayani.
Seminggu sebelum tanggal 20 November 2013 lalu, gue kerja masuk pagi. Berangkat jam setengah enam pagi dan pulang setengah lima sore. Entah ada apa dengan diri gue, ada apa dengan perasaan gue, dan ada apa dengan hati gue. Seminggu itu gue ngerasa bahagia banget. Apa ya .. sulit di jelasin rasanya. Bahkan hari senin yang sering menjadi hari ke-BT-an sedunia pun terasa begitu menyenangkan. Bukan. Bukan karena gue lagi jatuh cinta, jadi semua terasa indah. Tapi kurang lebih, mungkin rasanya nyaris sama, bahkan lebih.
Gue berangkat pagi itu, di hari selasa 19 November 2013. Gue masuk ke dalam bus hiba utama berukuran besar, duduk di deretan bangku nomor dua dari depan. Isi penumpang dalam bus itu baru tiga orang. Gue, satu teman yang udah naik duluan, dan yang satu nunggu bareng gue. Gimana awalnya gue lupa, tapi yang pasti, pagi itu bibir gue enggak henti-hentinya tersenyum. Gue ngerasain udara yang sejuk, aliran darah dan detak jantung yang teratur. Dan saat itu juga hati gue berbisik, pun sempat gue ucapkan ‘Terima kasih ya Allah’. Sederhana. Itu hanyalah hal sederhana yang menghadirkan kebahagiaan luar biasa. Buat gue.
Dan sepanjang jalan itu (Bekasi-Cikarang) gue berpikir, apa pantas kalau gue masih ‘Ngarep’ ?. Anything. Ya. Mutlak ko buat manusia untuk berharap apa-apa yang dikehendakinya pada Sang Maha Pemberi. Karena dalam agama gue (Islam) tertulis jelas di dalam kitab yang gue imani, begini artinya “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu ..” (Q.S Al Mu'min : 60).

Minggu, 10 November 2013

Ketika aku ditanya “Masih gadis-kah kamu ?”



*)
Gurih. Gurih. Gurih.
Santai .. enggak usah serius gitu mentang-mentang judulnya ‘agak frontal’. Ketika aku ditanya ‘Masih gadis-kah kamu ?’. Kan penulisnya tetap gue, jadi .. selow meeeeeeeen #nyengir.
*sikap*
Berkaca pada situasi yang ada di era globalisasi masa kini. Gue agak ngeri sama pergaulan anak bawang zaman sekarang. Kenapa ? situasi ? era globalisasi ? Iya, ah masa enggak tau bahasa Vicky #eeh.
Lanjutkan !
Dulu. Dulu, zaman gue kecil yang namanya naksir temen enggak ada tuh niat-niat bikin video panas. Boro-boro video kayak begituan, foto-foto alay aja masih pake kodak, yang di cuci lebih dulu, terus jadi klise atau negative baru di cetak jadi selembar foto. Dan, foto-foto cuma terjadi pas kita jalan-jalan doang. Jalan-jalan juga jarang. Curhat dikit jossss.
Tapi sekarang, ironis. Foto dimana pun jadi. Gaya gimanapun ada. Ah, masa lalu, selalu menghadirkan berbagai macam kenangan saat teringat kembali. Oke. Oke. Enggak mau bawa-bawa zaman, toh langkah selalu kedepan. Ya. Tapi gue sangat bersyukur lahir lebih dulu. Dan hidup dalam generasi 90an.
Wanita.
Wanita itu ibarat korek api (bukan korek gas)
Apabila sudah tergores, tak ada artinya lagi.
Ya. Dalam agama mana pun, gue yakin, wanita selalu dimuliakan. Dalam agama gue khususnya (Islam), banyak ayat-ayat dalam Al-quran yang menerangkan tentang wanita. Bahkan ada satu surat yang dinamakan surat An-Nisa yang artinya wanita. Betapa, Allah saja memuliakan kaum tersebut.
Ah, tapi sayang, banyak wanita yang enggak memuliakan dirinya sendiri. Setidaknya, sekedar menjaga kehormatannya. Pecah nih bahasannya.
Zaman gue SMA, sekitar tahun 2006-2009an. Gue juga mengalami masa sulit tersebut, masa dimana gue ingin mencoba segala sesuatunya. Masa yang biasanya disebut masa puber.
Gue pacaran sejak kelas dua SMP. Hubungan yang gue sebut ‘pacaran’ itu bermula dari suka ketemu, terus sering di ceng-cengin, rasa deg-deg kan pas ketemu, surat-suratan, dan ada kangen kalo enggak ketemu. Sebatas itu.

UNFORGETTABLE #Terios7Wonders


Terios. Mendengar kata dan membaca tulisan itu selalu membuat saya teringat akan kejadian tempo lalu. Ya. Sebesar apapun usaha saya untuk melupakan peristiwa itu, tetap tidak akan pernah bisa dilupakan rasanya. Artikel saya yang di ikut sertakan dalam lomba awal #terios7wonders dengan judul ‘Sawarna, desa sederhana dengan maha karya yang tidak sederhana’ terpilih menjadi dua puluh lima finalis dari Viva. Saya pun mendapatkan kesempatan untuk datang dalam acara blogger gathering. Namun sayang, beberapa hal terjadi dan saya tidak dapat mengikuti acara tersebut.
Oke. Saya mencoba berbesar hati dan mengabaikannya. Namun, enggak semudah yang saya pikirkan. Setiap kali saya melihat maupun mendengar iklan Daihatsu terios di televisi, saya akan selalu ingat akan kejadian tersebut. Dan aneh rasanya, dimana-mana saya selalu menemukan mobil dengan enam huruf di sisi kanan bagian belakangnya. Terios. Dimana pun, saya selalu melihatnya. Padahal, sebelumnya enggak begitu. Ah, mungkin itu hanya perasaan saya saja. Lupakanlah.
Selasa, 1 Okober 2013 petualangan itu di mulai. Petualangan yang akan di ikuti oleh 7 jurnalis dan 7 travel blogger dengan menggunakan 7 unit Daihatsu Terios. Lima blogger diantaranya adalah pemenang dari artikel #terios7wonders, mereka adalah Wira Nurmansyah (@wiranurmansyah), Bambang Priadi (@gelimembara), Puput Aryanto Risanto (@aryakamandhanu), Harris Maulana (@harrismaul), dan Giri Satrio (@satrio_mount). Rombongan berkumpul di Sentul City, Bogor.

Destinasi pertama adalah Sawarna, rombongan berangkat dari Bogor, mengarah ke Sukabumi dan kemudian berakhir di Sawarna, Lebak, Banten. Sepanjang perjalanan para sahabat petualang disajikan dengan jalanan yang berkelok di daerah Ciawi dan perbukitan Sukabumi. Namun tak perlu khawatir, semua tanjakan dan turunan yang cukup terjal tersebut dapat dengan mudah dilalui oleh si jagoan putih, Terios. Terkadang, untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dibutuhkan usaha yang tidak mudah. Begitu juga dengan para sahabat petualang, setelah melewati wilayah perbukitan di Pelabuhan Ratu, rombongan dimanjakan dengan berbagai keindahan pemandangan pesisir pantai yang dapat dinikmati di sepanjang jalan menuju pantai Sawarna. Pantai Sawarna, adalah maha karya Tuhan yang tidak sederhana. Awalnya, sawarna merupakan surga tersembunyi, namun sekarang keberadaannya tidak lagi tersembunyi, karena sudah banyak yang mengetahuinya.
Rombongan pun menikmati keindahan pantai yang masih bersih dan memutuskan untuk menyaksikan terbenamnya matahari, sekaligus bermalam untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan di kemudian hari. Perjalanan hari kedua akan menempuh rute terjauh sepanjang 600 kilometer menuju Yogyakarta dan Jawa Tengah.


Selasa, 05 November 2013

DIENG with TRAVOLLUTION


Sebelum gue bercerita apapun, untuk mengawali tulisan ini, gue mau minta maaf terlebih dahulu sama temen gue. Desi lalasari.
“Maafin gue ya des, ke dieng diem-diem. Enggak ngajak lo. Bukan. Bukan apa-apa, cuma, gue tau lo susah buat cuti. Dan perjalanan kesana enggak cuma sehari dua hari, enggak ada alasan lain. Maafin gue ya ..”
Jumat sore, tanggal 1 November 2013 gue berangkat dari rumah, janjian sama dua teman gue di terminal. Yeah .. kita mau ke dieng. Beruntungnya gue, enggak jadi bolos kerja ataupun cuti lantaran emang dari hari jumat sampai selasa gue libur. Something banget kan.
Kita ketemuan di terminal bekasi jam setengah lima sore, biasa .. orang Indonesia suka ngaret. Janji awal jam empat, berhubung hujan turun, jadi agak ngaret dikit. Emang di intenary yang ada, kita akan berangkat dari semanggi ke dieng itu jam tujuh malam. Ya. Meeting point di Plaza Semanggi, Jakarta.
Kita bertiga baru dapat patas sekitar jam lima kurang, dan .. ya, macet. Untung enggak jadi naik taksi. Beuh, menggelembung nih argo kalo kita naik taksi. Pikiran gue waktu itu, ‘ah 70 orang ini yang ikut, pasti banyak yang telat’. Tenang.
Jam Sembilan kurang, gue sama dua teman gue baru sampai di Semanggi. Langsung masuk ke loby utara depan dunkin dunuts. Telpon Andi, team leader gue.
Asli. Gue kepengen kabur aja deh pas tau kalau tinggal gue sama dua teman gue doang yang belum datang. Tiga elf lainnya udah jalan duluan. Gue ada di elf dua. Suasana agak sedikit dingin. Gue enggak enak banget, asli.
Buat para penumpang di elf dua, maaf yeeeee .. #nyengir.
Abaikan.
Dieng .. .. guys .. ..

Jumat, 01 November 2013

PERHITUNGAN TUHAN



Ini tentang tuntutan. Tentang ketangguhan. Dan tentang ke-perbudakan.

Senin, 28 Oktober 2013 sekitar jam 3 sore gue berangkat kerja. Gue kerja pabrik, di salah satu perusahaan industri di kawasan EJIP, Cikarang. Sore itu, jadwal jemputan gue jam setengah tiga sore. Tapi, biasanya di awal sift atau hari pertama kerja (baca:hari senin) jemputan sering ngaret. Gue pun memilih berangkat lebih lama. Setelah asar gue baru jalan.

Cuaca sore itu hujan. Awalnya deras, tapi cuma sebentar. Gue pun lega, gue duduk di  halte di temani seorang laki-laki yang sepertinya enggak waras, gue duduk, dia celentang di kolong deretan besi yang dijadiin bangku. Gue mencoba tenang pas suara petir menggelegar. Jegeeeer. Dan. Hujan pun deras kembali. Suara petir saling bersahutan dengan kilapan cahaya berwarna putih terang di langit. Gue ngeri, gue takut, dan gue pasrah.

Mba aya, jemputan udah di tol.

Deg. Kedua mata gue enggan berkedip. Semua suara yang tadi terdengar santer mendadak sepi. Sesaat, gue enggak bisa dengar apa-apa. Gue memasukan kembali hape yang cukup membuat gue tegang. Hujan makin lebat, suara petir enggak henti-hentinya bergeming. Untungnya, gue enggak cuma berduaan doang sama orang enggak waras tadi. Ada dua orang lain yang juga berteduh di halte tersebut. Aneh. Gue ketakutan setengah mampus, itu orang enggak waras malah cekikikan sendiri. Ah, gue geli sebenarnya. Tapi please, ini bukan hal lucu. Gue pun mencoba tenang.