Minggu, 10 November 2013

UNFORGETTABLE #Terios7Wonders


Terios. Mendengar kata dan membaca tulisan itu selalu membuat saya teringat akan kejadian tempo lalu. Ya. Sebesar apapun usaha saya untuk melupakan peristiwa itu, tetap tidak akan pernah bisa dilupakan rasanya. Artikel saya yang di ikut sertakan dalam lomba awal #terios7wonders dengan judul ‘Sawarna, desa sederhana dengan maha karya yang tidak sederhana’ terpilih menjadi dua puluh lima finalis dari Viva. Saya pun mendapatkan kesempatan untuk datang dalam acara blogger gathering. Namun sayang, beberapa hal terjadi dan saya tidak dapat mengikuti acara tersebut.
Oke. Saya mencoba berbesar hati dan mengabaikannya. Namun, enggak semudah yang saya pikirkan. Setiap kali saya melihat maupun mendengar iklan Daihatsu terios di televisi, saya akan selalu ingat akan kejadian tersebut. Dan aneh rasanya, dimana-mana saya selalu menemukan mobil dengan enam huruf di sisi kanan bagian belakangnya. Terios. Dimana pun, saya selalu melihatnya. Padahal, sebelumnya enggak begitu. Ah, mungkin itu hanya perasaan saya saja. Lupakanlah.
Selasa, 1 Okober 2013 petualangan itu di mulai. Petualangan yang akan di ikuti oleh 7 jurnalis dan 7 travel blogger dengan menggunakan 7 unit Daihatsu Terios. Lima blogger diantaranya adalah pemenang dari artikel #terios7wonders, mereka adalah Wira Nurmansyah (@wiranurmansyah), Bambang Priadi (@gelimembara), Puput Aryanto Risanto (@aryakamandhanu), Harris Maulana (@harrismaul), dan Giri Satrio (@satrio_mount). Rombongan berkumpul di Sentul City, Bogor.

Destinasi pertama adalah Sawarna, rombongan berangkat dari Bogor, mengarah ke Sukabumi dan kemudian berakhir di Sawarna, Lebak, Banten. Sepanjang perjalanan para sahabat petualang disajikan dengan jalanan yang berkelok di daerah Ciawi dan perbukitan Sukabumi. Namun tak perlu khawatir, semua tanjakan dan turunan yang cukup terjal tersebut dapat dengan mudah dilalui oleh si jagoan putih, Terios. Terkadang, untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dibutuhkan usaha yang tidak mudah. Begitu juga dengan para sahabat petualang, setelah melewati wilayah perbukitan di Pelabuhan Ratu, rombongan dimanjakan dengan berbagai keindahan pemandangan pesisir pantai yang dapat dinikmati di sepanjang jalan menuju pantai Sawarna. Pantai Sawarna, adalah maha karya Tuhan yang tidak sederhana. Awalnya, sawarna merupakan surga tersembunyi, namun sekarang keberadaannya tidak lagi tersembunyi, karena sudah banyak yang mengetahuinya.
Rombongan pun menikmati keindahan pantai yang masih bersih dan memutuskan untuk menyaksikan terbenamnya matahari, sekaligus bermalam untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan di kemudian hari. Perjalanan hari kedua akan menempuh rute terjauh sepanjang 600 kilometer menuju Yogyakarta dan Jawa Tengah.


Destinasi selanjutnya adalah Desa Kinahrejo di Yogyakarta. Pukul 7 pagi rombongan yang menumpang 7 Daihatsu Terios bertolak. Ditemani cuaca cerah, selepas Sukabumi rombongan memutuskan untuk menggunakan jalan tol Padaleunyi menuju Tasikmalaya. Jagoan putih pun melintas dengan kecepatan tinggi. Keluar jalan tol, rombongan lagi-lagi menghadapi medan jalan tanjakan dan turunan berkelok di jalur Nagrek. Setelah melewati Tasikmalaya, rombongan memasuki daerah Banjar yang sekaligus membawa rombongan memasuki wilayah Jawa Tengah.
Kamis, 3 Oktober 2013 dini hari, rombongan akhirnya tiba di Yogyakarta dan langsung menuju hotel untuk beristirahat.
                Setelah cukup beristirahat, petualangan kembali dimulai. Perjalanan kembali berlanjut, bermula dari Hotel Amaris, Yogyakarta dan mampir ke showroom Daihatsu. Rombongan menunggu dan bertemu sejumlah perwakilan dari Daihatsu dan Gubernur Yogyakarta yang akan bertolak ke Merapi. Perjalanan dari kota Yogya menuju desa Kinahrejo ditempuh kurang dari 60 menit, karena kondisi lalu lintas yang masih sepi di pagi itu. Sesampainya di lokasi, rombongan disambut dengan alunan musik gamelan Jawa beserta tarian Kuda lumping. Awesome.
Acara diisi dengan sambutan yang disampaikan oleh sejumlah perwakilan dari ADM dan tim CSR-nya. Usai sambutan seluruh tamu undangan dan para sahabat petualang Terios secara bergilir melakukan penanaman 10.000 pohon secara simbolik untuk menghijaukan kembali desa yang sempat terporak-porandakan akibat letusan gunung Merapi pada November 2010 silam.
Setelah menanam pohon dan makan siang, tim memutuskan untuk mengunjungi kediaman almarhum Mbah Maridjan, sang juru kunci gunung Merapi, sekaligus melakukan Lava Tour di Desa Cangkringan yang berada di kaki gunung Merapi. 

                Gunung Bromo, adalah salah satu dari 7 destinasi berikutnya. Rombongan tiba di kota Malang pada malam harinya. Setelah makan malam, rombongan pun menuju penginapan.
Memulai perjalanan menuju Bromo, rombongan langsung disambut oleh padatnya lalu lintas di kota Malang, selebihnya hingga Desa Lumajang lancar.
Setibanya di lokasi pada malam harinya, rombongan langsung santap malam dan menginap di dalam tenda di pinggir danau Ranu Pani, Tengger, yang ditemani dengan hangatnya api unggun. Esok paginya, mata-mata para sahabat petualang dimanjakan dengan indahnya pemandangan Ranu Pani yang tidak tampak sebelumnya, seperti ucapan selamat pagi, rombongan menerima sambutan tersebut dari alam ketika melihat sorot cahaya matahari yang terbit dari bukit.
Di pagi hari itu juga, para sahabat petualang beserta perwakilan ADM memberikan sumbangan berupa peralatan kebersihan agar lokasi wisata di kawasan tersebut selalu terjaga. Kegiatan di pagi itu dilanjutkan dengan mengeksplorasi kawasan Tengger dengan mengendarai Daihatsu Terios. Selanjutnya, rombongan pun kembali melanjutkan perjalanan menuju salah satu surga pariwisata tersembunyi di Indonesia, yaitu Taman Nasional Baluran.


                Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Namanya diambil dari nama gunung Baluran yang berada di daerah tersebut. Taman ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun.
Setelah santap makan malam beberapa Sahabat Petualang memutuskan untuk melakukan Safari Night berjalan kaki di kawasan sabana Baluran di sekitar wisma tempat tim menginap malam itu. Kabarnya di kawasan sabana yang sangat luas ini sering terlihat beberapa ekor rusa dan kijang.
Wilayah Taman Nasional Baluran dijuluki “Africa From Java” dan dibuat sealami mungkin. Praktis tidak ada pencahayaan sama sekali dan tim hanya mengandalkan sorot lampu senter untuk memantau apa saja yang ada di sekitar tim. Tim cukup beruntung karena dapat melihat beberapa ekor rusa yang berkeliaran di alam bebas sedang menjalani aktivitasnya walau hanya dari jarak jauh.
Esoknya, tim kembali ke sabana untuk menyaksikan indahnya pemandangan di alam liar saat matahari terbit. Momen ini pun tidak disia-siakan oleh tim untuk mengabadikannya dengan kamera masing-masing.
Setelah itu tim kembali ke wisma dan sarapan. Tim pun melanjutkan perjalanan 14 hari.


                Sekeluarnya dari kawasan Taman Nasional Baluran, rombongan kembali dihadapi oleh lintasan berkelok-kelok hingga Banyuwangi. Syukurnya, permukaan aspal yang dilalui adalah permukaan aspal yang mulus. Setibanya di pelabuhan Ketapang, rombongan pun menyebrang ke Bali menggunakan kapal ferry. Sampai di pelabuhan Gilimanuk, rombongan langsung merapat ke rumah makan terdekat untuk mengisi perut sebagai asupan energi untuk melanjutkan destinasi yang masih cukup panjang.
Ayam betutu dengan sadis menyapa para sahabat petualang. Makanan khas Bali tersebut pun lahap di santap rombongan. Makan siang selesai, rombongan melanjutkan perjalanan meninggalkan Gilimanuk menuju Kuta.
Setelah senja rombongan pun tiba di Kuta dan langsung menuju penginapan untuk beristirahat sejenak. Sayangnya, waktu yang tersedia sangat singkat. Karena rombongan harus kembali bertolak menuju Mataram.



                Bertolak pada hari rabu, 9 Oktober 2013 pagi dari penginapan di kota Mataram, rombongan 7 unit Daihatsu Terios memulai petualangan di hari ke-9 menuju Sade. Sade adalah sebuah dusun di desa Rambitan, Pujut, Lombok tengah, yang dihuni oleh penduduk asli Pulau Lombok, yaitu suku Sasak.
Setibanya di Sade, para sahabat petualang Terios disambut oleh alunan musik dan tarian tradisional Kedang Belek berupa 2 buah drum besar dimainkan oleh 2 musisi yang diiringi oleh musik gamelan. Selanjutnya, rombongan disuguhi oleh pertunjukan Peresehan, tradisi setempat berupa perkelahian antara dua pria menggunakan tongkat rotan panjang dan perisai yang terbuat dari kulit sapi. Awalnya kegiatan ini merupakan bagian dari peperangan namun saat ini hanya dilakukan untuk menghibur wisatawan.



Rombongan diajak untuk berkeliling desa Sade dengan panduan dari salah seorang penduduk asli. Sebagian besar suku Sasak bekerja sebagai petani, sedangkan sebagian besar penduduk wanitanya memiliki keahlian dalam membuat kain tenun.

Ada satu hal yang unik dari desa Sade, penduduknya membersihkan lantai rumah mereka dengan menggunakan kotoran kerbau. Menurut mereka dengan cara tersebut, lantai rumah dapat lebih hangat dan jauh dari nyamuk.
Selepas dari desa Sade, sahabat petualang beserta rombongan mengikuti kegiatan CSR Daihatsu di SMA Al Masyhudien NW Kawo. Lalu mengunjungi Pantai Pink di Tanjung Ringgit.
                Setibanya di SMA Al Masyhudien para sahabat petualang mendapat sambutan hangat dari para siswa/i, guru dan staf sekolah lainnya. Bertempat di aula sekolah, secara simbolis sumbangan diserahkan oleh perwakilan dari Daihatsu dan salah satu dari Sahabat Petualang Terios berupa buku-buku pelajaran untuk perpustakaan kepada Kepala Sekolah.        




Usai makan siang, Sahabat Petualang Terios bersama rombongan kembali melanjutkan eksplorasinya di Lombok. Rombongan mengunjungi salah satu maha karya Tuhan di Lombok yaitu Pantai Pink di Tanjung Ringgit.
                Perjalanan dari Mataram ke Pantai Pink di hari rabu, 10 Oktober 2013 memerlukan waktu 2 jam, dan untuk menuju ke sana rombongan harus melalui hutan gersang dengan kondisi jalan yang rusak dan berbatu.
Dinamai Pantai Pink karena jika dilihat dari kejauhan sekilas pasir dari pantai ini terlihat berwarna pink atau merah muda. Untuk masuk dari jalan utam ke pantai pun rombongan harus melalui jalan berpasir menurun yang cukup terjal.
Walaupun keindahan pantainya bisa dibilang tidak berbeda jauh dibanding pantai-pantai yang ada, namun sebutan ‘Hidden Paradise’ layak diberikan pada Pantai Pink karena lokasinya yang terbilang jauh dari pusat keramaian. Bahkan fasilitas penunjang pariwisata di sekitar pantai pun nyaris tidak ada.
Pepohonan kering yang tumbuh di area pantai menambah keunikan tersendiri dari pantai yang berlokasi di desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur ini.
Kemudian rombongan para Sahabat Petualang Terios melanjutkan perjalanan ke Pantai Selong Belanak. Kembali rombongan disajikan dengan kondisi jalan yang ‘tricky’, dengan harus melalui jalan berbukit dan berkelok untuk mengejar momen terbenamnya mentari.
Sepanjang perjalanan menuju Selong Belanak banyak kami jumpai wisatawan bule mengendarai sepada motor dengan membawa papan selancar, yang menandakan bahwa pantai ini merupakan salah satu destinasi pilihan untuk melakukan kegiatan surfing.
Dewi Fortuna kali ini tidak berpihak pada rombongan Sahabat Petualang, karena sesampainya di Selog Belanak matahari telah lebih dulu terbenam. Namun itu tidak membuat kami urung untuk mengabadikan keindahan dari pantai itu.
                Petualangan berlanjut ke Sumbawa. Setelah melakukan penyebrangan dengan kapal ferry selama 4 jam, rombongan Sahabat Petualang Terios langsung tancap gas menuju kota Dompu untuk mengejar waktu agar tidak terlalu malam tiba di penginapan. Sepanjang perjalanan menuju Dompu, rombongan kembali dan kembali dibuat kagum oleh keindahan alam Indonesia.


Jalanan berliku dengan pemandangan pesisir pantai menemani rombongan.
Malamnya rombongan tiba di Hotel Aman Gati Dompu untuk beristirahat.
Jumat, 11 Oktober 2013 pagi, rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke kota Bima. Namun sebelumnya rombongan yang mengendarai 7 unit Daihatsu Terios ini terlebih dulu singgah ke desa Palama untuk mengunjungi pemerahan susu kuda liar. Anak-anak sekolah setempat dengan ramah menyambut kedatangan para Sahabat Petualang Terios.


Saat makan siang di tengah perjalanan menuju Bima, rombongan kedatangan tamu puluhan Daihatsu Feroza dari komunitas Feroza Fans Club. Setelah sempat melakukan foto bersama, mereka pun mengawal rombongan kami menuju Pelabuhan Sape untuk kami menyebrang ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur 
Destinasi terakhir dari #Terios7Wonders adalah pulau Komodo. Rombongan menempuh jarak lebih dari 2500 kilometer.


Perjalanan para Sahabat Petualang menuju Pulau Komodo dimulai dengan bertolak dari Labuan Bajo sebelum matahari tebit, tepatnya pada pukul 05.00 WITA. Dan setelah menempuh perjalanan laut selama 5 jam, tibalah rombongan di pulau yang masuk kedalam rangakai perjalanan #Terios7Wonders. Pulau Komodo.

Di sini, para jurnalis berpisah dengan para blogger yang memiliki agenda acara berbeda. Para jurnalis pun menjelajah Pulau Komodo pada siang harinya dengan dipandu oleh dua orang ranger. Karena terbatasnya waktu, rombongan memilih untuk menjalani Short Trek (tour jarak pendek).




Sepanjang tur rombongan diajak berkeliling melalui jalur pantai dan bukit yang tandus. Rombongan berhasil menjumpai 5 ekor komodo selama tur. Sayangnya, semua komodo yang dijumpai tidak menunjukkan aktivitas apapun dan hanya berbaring di bawah pohon.

Tidak hanya komodo yang rombongan temui selama tour, beberapa ekor rusa juga dengan bebasnya berkeliaran di sekitar rombongan dan komodo. Menurut yang para ranger kepada para Sahabat Petualang Terios, rusa adalah salah satu mangsa utama dari komodo yang populasinya saat ini sekitar 2000 ekor.
Usai tur rombongan pun kembali menyeberang ke Labuan Bajo untuk mengakhiri hari dan beristirahat, sebelum kembali ke Jakarta esok harinya dan mengakhiri rangkaian Terios 7 Wonders Hidden Paradise.
Unforgettable. Satu kata itu yang dapat mewakili semua perasaan para peserta Sahabat Petualang Terios bersama rombongan.

@VIVA_log @Daihatsuind #Terios7Wonders


 



5 komentar:

  1. Acaranya keren banget ya, pengin ikut ah......

    Salam,

    BalasHapus
  2. salam semoga kita terpilih untuk di undang di jakarta dalam acara kumpul bareng blogger yang di selenggarakan oleh daihatsu ya mbak .. amiin
    mohon kunjungannya juga mbak di http://kaarsa.blogspot.com/2013/11/menapak-tilas-perjalanan-sahabat.html

    BalasHapus
  3. Datang ya, ke acara kumpul blogger pada hari rabu 11 juni 2014, jam 15:00-16:30 tempat pada kantor vivanews area pulogadung. untuk informasi yang akan di dapat pada acara tersebut cek fanpage vivalog ya.. atau facebooknya vivalog.

    BalasHapus