DIENG with TRAVOLLUTION

Sebelum gue bercerita apapun, untuk mengawali tulisan ini, gue mau minta maaf terlebih dahulu sama temen gue. Desi lalasari.

“Maafin gue ya des, ke dieng diem-diem. Enggak ngajak lo. Bukan. Bukan apa-apa, cuma, gue tau lo susah buat cuti. Dan perjalanan kesana enggak cuma sehari dua hari, enggak ada alasan lain. Maafin gue ya ..”

Jumat sore, tanggal 1 November 2013 gue berangkat dari rumah, janjian sama dua teman gue di terminal. Yeah .. kita mau ke dieng. Beruntungnya gue, enggak jadi bolos kerja ataupun cuti lantaran emang dari hari jumat sampai selasa gue libur. Something banget kan.

Kita ketemuan di terminal bekasi jam setengah lima sore, biasa .. orang Indonesia suka ngaret. Janji awal jam empat, berhubung hujan turun, jadi agak ngaret dikit. Emang di intenary yang ada, kita akan berangkat dari semanggi ke dieng itu jam tujuh malam. Ya. Meeting point di Plaza Semanggi, Jakarta.

Kita bertiga baru dapat patas sekitar jam lima kurang, dan .. ya, macet. Untung enggak jadi naik taksi. Beuh, menggelembung nih argo kalo kita naik taksi. Pikiran gue waktu itu, ‘ah 70 orang ini yang ikut, pasti banyak yang telat’. Tenang.

Jam Sembilan kurang, gue sama dua teman gue baru sampai di Semanggi. Langsung masuk ke loby utara depan dunkin dunuts. Telpon Andi, team leader gue.

Asli. Gue kepengen kabur aja deh pas tau kalau tinggal gue sama dua teman gue doang yang belum datang. Tiga elf lainnya udah jalan duluan. Gue ada di elf dua. Suasana agak sedikit dingin. Gue enggak enak banget, asli.

Buat para penumpang di elf dua, maaf yeeeee .. #nyengir.

Abaikan.

Dieng .. .. guys .. ..

Perjalanan dimulai, ah .. di dalam elf, pas saling berkenalan, gue agak diem. Ini nista banget, mba Vita yang duduk di sebelah gue adalah seorang PNS di Kementerian Perindustrian. Mba Weni pegawai Bank. Gita dan ka Fifi, ahli bahasa Jepang. Ajeng, customer service di bank juga. Lima genk ‘purwaceng 1 syuro’, mas Anggi, Rizky, Fuji, Tamim dan Syahran kerja di bea cukai. Hmm .. tiga orang yang di belakang, Erwin, teh Iin sama Ria. Gue enggak nanya-nanya. Dan gue, buruh. Never mind. At least, kita sama-sama manusia. Gue pun mencoba menyesuaikan. Toh tujuan utama gue jalan-jalan.

Tapi .. ketika sempat membahas sedikit tentang demo yang masih berlangsung sampai sore hari itu, gue cuma cengar-cengir.

Lupakan !

Perjalanan Jakarta-Wonosobo, memakan waktu kurang lebih 15 jam, udah di tambah istirahat di perjalanan dan beberapa kemacetan. Cukup membuat bokong gue menipis. Dua elf yang lain, elf 1 dan 4 udah sampai lebih dulu.

Elf 2 dan 3 sampai di homestay sekitar jam satu siang. Setelah makan siang dan berisirahat, destination pun di mulai.

Perjalanan yang di pandu oleh beberapa orang asli Wonosobo itu berawal dari Kawah Sikidang. Kenapa dinamakan kawah sikidang ? Sikidang itu berasal dari kata Kijang. Nah, kijang itu kan suka berpindah-pindah. Loncat sana, loncat sini. Dan, kawah sikidang ini, baunya enggak menetap di situ-situ aja. Jadi aroma yang di timbulkan kawah ini suka berpindah-pindah, oleh karenanya, dinamakan kawah Sikidang.

Puas berfoto manis sampai narsis di kawah sikidang, destinasi selanjutnya Telaga Warna dan Dieng Plateu Theater. Aduuuh .. gue enggak ada fotonya nih, iya, jadi, camdig gue ke format dan gambar-gambar di telaga warna ilang semua. Jadi, enggak bisa di pamerin deh .. iya gue masih pake camdig. Fine. Syukurin aja apa yang kita punya. #senyum.

Menjelang sore, para travolusioner di sajikan sebuah makanan khas kota tersebut. Mie ongklok. Kalo menurut gue, mie ini sajiannya kayak bubur, gue enggak ngerti yaa, gimana cara buatnya karena gue minta di pesenin. Tapi yang jelas, campuran dari mie tersebut adalah mie, ayam yang di suir-suir, tahu yang di potong dadu, irisan kol, lalu di taburi daun seledri dan bawang goreng dengan kuah agak kental seperti bubur, dan kecap. Ada juga sambalnya. Enaaak menurut gue.

Selain mie onglok, ada juga carica. Carica sejenis buah yang awalnya gue pikir pepaya. Buah tersebut di olah menjadi beberapa macam jenis, manisan salah satunya. Rasanya sedikit persis pepaya, agak kenyal buahnya. Air manisannya seger. Hmm .. cocok di makan setelah capek menjelajah padang Safana.

Selain itu. Ada juga jamu khas penduduk di sana. Purwaceng. Dari yang gue dengar dari teman-teman yang ada di elf 2 bareng gue, purwaceng adalah sejenis obat kuat untuk laki-laki. Tapi, gue sempat baca khasiat yang ada di balik kemasannya. Purwaceng sejenis tumbuhan yang hanya tumbuh di Dieng, kemudian di olah menjadi ramuan ataupun jamu yang di sajikan juga dalam bentuk kopi. Purwaceng bisa buat wanita ataupun pria, sebagai penambah daya tahan tubuh. Ah ini .. elf dua, pikirannya melenceng mulu ..

Selesai makan. Kami mampir ke tempat oleh-oleh. Kenapa ? karena besok pagi-pagi buta kita harus bangun untuk melihat sunrise di bukit Sikunir. Jadi, alangkah baiknya kalau oleh-oleh beli di awal, kembali ke penginapan, packing, dan hari esoknya tinggal melanjutkan destinasi.

Ah, sunrise di bukit Sikunir enggak mau nongol guys .. mungkin dia malu karena saking banyaknya yang kepengin liat. Lagi pula, kabutnya tebal banget, dan .. .. dinginnya nusuk. Gue yang udah pake dua baju satu sweater ajah masih kedinginan. Enggak masalah, enggak liat sunrise. Tapi kedua mata gue terus dimanjakan dengan pesona alam di sisi-sisi jalan. Bagus banget. Letak tanah yang berlapis-lapis, batu-batuan yang enggak beraturan, kabut tebal yang eksotis dan orang-orang yang antusias untuk naik ke puncaknya. Awesome.

Maha karya Tuhan.

Turun dari bukit Sikunir, elf ternyata sudah ada di parkiran. Ah syukurlah, enggak terlalu jauh lagi jalannya. Eh bentar, ada mas Afiz. Ah .. Aya. Lupakan !

Setelah cukup puas memandang mas Afiz beristirahat dan menikmati keadaan alam yang sejuk, kami semua masuk ke elf masing-masing dan menuju Candi Arjuna. Tapi, sarapan bareng dulu di tempat yang ada di kawasan candi tersebut.

Ayo sialakan. Gue berasa lagi kondangan. Hahahhaa.

Next. Candi Arjuna.

Perjalanan berlanjut ke padang Safana. Asli. Jalanannya terjal banget. Gue bareng beberapa orang yang udah setengah mampus naik ini bukit. Satu teman gue enggak ikut perjalanan ini, dia turun lagi dan memilih nunggu. Sedangkan gue dan teman gue, juga beberapa orang lainnya terus lanjut.

Ini salah satu team leader travollution, namanya mas Fathur .. persis Piyu yaa .. #eeh

Nah, kalo ini .. anggota ‘purwaceng 1 syuro’ di elf 2 .. persahabatan .. bagai kepompong ..

Mereka lagi suap-suapan carica .. ah, harusnya minum purwaceng sebelum jelajah safana. Mereka malah makan carica.

Ini baru setengah perjalanan sebelum akhirnya gue berpisah dengan anggota elf 2 ahayde .. emm .. mas Syahran jadi model ajegile ..

Namanya candi Wisnu. Candi ini baru di temukan sama laki-laki bernama bapak Saroji, yang enggak sengaja ngeliat tumpukan batu tersebut ketika sedang  menikmati sunrise di bukit tersebut. Belum banyak yang trekking ke padang safana, kata bapak-bapak yang mandu perjalanan gue, yang mengawali trekking ke padang safana adalah 50 orang asli Bali.

Nah ini, danau .. aduh sori gue lupa namanya. Tengelon, atau apa gitu .. ah asli lupa.

Katanya sih, danau ini ranukumbolo nya Dieng. Kata bapak pemandu gue. Hehheee.

Ini padang Safananya. Awalnya ada danau, di bagian padang tersebut, namun danaunya kering.

Yeaaah .. akhirnya selesai juga trekking tersebut. Trekking selama kurang lebih lima jam. Walaupun gue jalan tersendat-sendat, seenggaknya gue nyampe dengan penuh kepuasan. Dan kami semua kembali bergabung sebelum turun, nah .. lucunya, pas mau turun ke kawah sikidang, Shyaran yang jadi petunjuk kami salah arah. Aaah .. udah turun lumayan capek, kita harus putar balik. Untungnya enggak terlalu jauh.

Perjalanan tersebut di akhiri dengan poto gaya autis di puncak kawah sikidang. Ahayde daaah ..

Setelah lelah dan kembali ke penginapan untuk kemudian bertolak ke Jakarta, kami makan siang dulu. Makan siang kali itu nasi jenggo. Sejenis nasi kuning. Dan sekitar jam setengah empat sore, kami meninggalkan penginapan tersebut.

Dieng plateu, unforgettable.

Elf 2. Yours .. amazing !!

Nah, guys .. masih tertarik jalan-jalan ke luar negeri ? buat apa ? kalau di negeri sendiri masih banyak tempat-tempat yang patut di jadikan tujuan untuk memanjakan kedua mata. Menenangkan hati. Dan melupakan sejenak kepenatan monoton.

Enggak ada temen jalan ? Buat apa ada travollution ? Travollution ada buat kalian yang doyan petualang ..

Nah, ada film pendek nih, perjalanan gue ke dieng ..

Ini pilemnya :)

Gue bukan photographer, jadi harap di maklum yeee. Hehehee #ketawaalacemong