Minggu, 28 Juli 2013

Arti seorang teman (Mungkin, kalian rugi punya temen kayak gue)


12 juli 2013

Random, itu perasaan yang gue rasain pas lagi nulis tulisan ini. Gue enggak tau harus mulai darimana. Gue, gue .. Cuma ngerasa jadi manusia terjahat yang ada di dunia. Gue enggak berlebihan, gue emang jahat.
Gue itu tipe orang yang cuek. Enggak pernah mau yang namanya peduli, sama apapun yang gue anggap enggak penting. Walau mungkin, hal yang gue anggap enggak penting itu sangat penting buat orang lain. Gue juga bingung kenapa gue kayak gini. Tapi balik lagi, enggak ada yang pernah paham sama diri seseorang selain dirinya sendiri, bukan ? Ya. Jadi, mau enggak mau dan emang harus, gue pun mencoba memahami diri gue sendiri.

Gue beruntung terlahir menjadi seorang Nurhayani, gue beruntung tumbuh dan besar di kampung Pengasinan, gue beruntung sempat ngaji di masjid Abdul latief Asoigh dan mushola Baiturrahman, gue beruntung bisa sekolah di SDN Pengasinan III, gue beruntung bisa lanjut ke SMPN 2 Bekasi, gue beruntung bisa sampai di SMK Karya Bhakti-3, gue beruntung bisa kerja di PT Sanyo Jaya Components Indonesia, dan gue tetap beruntung masih bekerja di PT Sanyo Electronics Indonesia sampai saat ini. Ya. Semua adalah keberuntungan.

Don’t see people just by cover !


20 Juli 2013,

Yes. Tag line yang cukup familiar. Jangan melihat seseorang dari luarnya saja.
Gue punya beberapa pengalaman dari ‘pepatah, penyataan, atau ungkapan, whatever-lah masuk kemana kalimat tersebut’.

Dulu, waktu gue masih kerja di Sanyo Jaya Components Indonesia, yang sering disebut dengan Sanyo Gobel, gue ada dibagian spare, nama lain dari asisten leader. Pembantu-lah pengertian sebenarnya. Gimana enggak, gue adalah orang yang harus manut ketika disuruh ini-itu oleh mbak-mbak operator yang duduk manis di hadapan mesinnya masing-masing.

“Gantiin gue dong ! Gue mau kencing nih.” Gue manut, langsung duduk diposisi orang yang berkata seperti itu.

“Marker aku udah enggak nyata nih, abis kayaknya.” Gue akan dengan cepat mengganti marker lama itu dengan yang baru, enggak langsung gue tuker gitu ajah. Gue harus ke ruangan material, mengisi form permintaan barang lalu mengambil barang yang diinginkan, baru gue kasih ke si pemintanya.

Sabtu, 13 Juli 2013

saya kecil. di bulan ramadhan ..

Selasa, 9 Juli 2013

Saya kecil, di bulan Ramadhan …

Baru kali ini saya ingin cepat-cepat selesai lalu pulang saat mengerjakan sholat teraweh. Bukan. Bukan karena saya jenuh berlama-lama di dalam masjid. Bukan. Bukan pula karena saya ada urusan lain. Hanya satu alasan saya, saya enggak mau melihat mama saya kedinginan. Iya. Malam pertama teraweh di Bekasi, hujan. Saya, mama, dan adek sepupu saya kebagian tempat di halaman masjid. Awalnya emang enggak terlalu menganggu, tapi lama-kelamaan, mukena sampai baju yang mama saya pakai basah kuyup. Saya sudah menawarkan kepadanya untuk bertukar tempat. Iya, shaf saya enggak kena hujan. Tapi apah ? mama malah bilang “Udah terlanjur ! Kamu masih kering, udah biarin ajah.” Saya diam, sedikit berpikir untuk mengeluarkan gagasan lain, akhirnya, saya pun berkata “Yaudah, mending mama pulang ajah !” hanya itu kata-kata yang melesat dari mulut saya. Tapi, lagi-lagi mama mengacuhkan saran saya. Sepanjang sholat saya enggak khusyu, bukan dengan keadaan yang sana sini basah. Tapi, saya memikirkan kondisi mama saya yang sholat dalam keadaan basah kuyup. Berkali-kali saya meminta bertukar tempat dengannya, pokoknya, saya bawel. Tapi,  mama cuma bilang “Ini barokah dari Allah.” Saya pun diam. Dan kami tetap melanjutkan sholat sampai benar-benar selesai yang di tutup dengan niat berpuasa untuk esok hari. Alhamdulillah, teraweh pertama selesai kami kerjakan. Dan saya, selalu yakin, kalau orang tua mana pun selalu ingin menjadi pelindung bagi anaknya.

Ah puasa, ramadhan. Bulan yang selalu saya rindukan. Malam ini, saya teraweh di masjid Abdul latief Asoigh. Masjid pertama yang memperkenalkan saya kepada Allah. Saya ingat betul, betapa kerasnya usaha mama menyuruh saya mengaji. Berbagai alasan saya lontarkan, mulai dari pura-pura tidur, sampai pura-pura sakit, bahkan pernah mengurung diri di kamar mandi. Semua cara saya lakukan agar saya enggak jadi mengaji. Tapi mama pun mempunyai banyak cara untuk membunuh semua alasan saya.