Rabu, 23 September 2015

YOURSELF

(*) Ku takkan mampu berdiri
Tuk raih semua mimpi
Tanpa cahya cinta sejati
Ku takkan jelang hari
Tuk gapai semua hati
Tanpa cahya cinta sejati

Di satu siang, gue kehilangan minat untuk melanjutkan naskah yang lagi gue kerjakan. Gue duduk menghadap layar yang jumlah halamannya masih sama seperti awal gue buka. Gue enggak mendapati satu kata pun bertambah di halaman putih itu.

Tentang mencinta


Satu hari, aku pernah menghabiskan waktu di dalam kereta. Aku sedang tidak bertujuan, pun, tidak sedang diburu ketergesaan. Dari pemberhentian ke pemberhentian aku menaiki gerbong kereta secara asal. Aku hanya sedang ingin melakukan hal yang tidak kebanyakan orang lakukan.  Dalam ramainya pagi, hampanya siang sampai riuhnya petang aku masih tetap berada di tengah-tengah. Pulang belum memanggil.

Entah di kereta yang melaju kemana, di dalam gerbong yang ke berapa, aku menonton sebuah ingatan. Ingatan tentang seorang wanita yang mencinta.

Kamis, 17 September 2015

(belajar) Tidak mengabaikan

Beri saya satu kata, satu makna, satu pengertian .. apa itu ‘kepedulian’ ?

Tempo lalu, ketika saya harus berpisah dengan beberapa teman, mereka memberikan dua buah boneka, boneka berbentuk kepala berwarna cokelat dan kuning. Ketika itu, saya mengutuk diri saya sendiri, bagaimana tidak merasa bersalah. Batin saya, ketika menunggu teman-teman saya itu masuk ke sebuah toko yang menjual berbagai macam apa entah, ‘ini ngapain sih lama-lama banget, ampuuun, apa-apaan coba, pada beli boneka. Emang enggak bisa lain waktu apa ? hah !’ umpatan yang kemudian membuat dada saya seperti terhujam duri-duri besi ketika kemudian di dalam sebuah tempat makan, mereka menyodorkan boneka-boneka itu kepada saya sambil berkata “Mba Aya, ini buat mba Aya dari kita. Kenang-kenangan” dan kalimat lain “Ini buat lo, mbak”. Pertama saya diam, tidak bisa berkata-kata, bukan karena pemberiannya, melainkan karena pemikiran saya sebelumnya “Ini ..” saya menjeda, sungguh-sungguh merasa bersalah “Kalian apaan sih ? Ini buat apaan coba ?” kata saya kemudian sambil memperhatikan dua kepala boneka itu. Jujur, saya terenyuh. Namun kadang, saya sulit memperlihatkannya.

Jumat, 04 September 2015

imam SPBU

Nedha

Apa kau tahu rasanya jatuh hati pada seorang yang hanya sekali kau lihat ? Tidak. Tidak. Tidak benar-benar kau lihat. Sungguh, rasanya seperti obat puyer yang ketika kau minum, wajahmu akan meringis menahan pahit.

Kamis, 03 September 2015

Dunia

Di ujung dermaga aku tak pernah lelah menunggu ayah. Kata ibu, ayah seorang pelaut. Lebih tepatnya ayah bekerja di kapal-kapal besar yang berlayar kemana entah. Ibu tidak menyimpan apapun yang dapat membuatku membayangkan sosok ayah. Dan otakku yang dangkal ini tak pandai, bahkan untuk sekadar berimajinasi akan wajah ayah. Ayah seorang laki-laki, hanya itu yang kuyakini.

Rabu, 02 September 2015

bukan palsu

Sore, kalian ..

Aku tak ingin bertanya kabar, karena minggu lalu kita baru bertemu. Kalian sedang apa ? Kalau boleh aku tebak, beberapa dari kalian mungkin masih tertelap dalam tidur yang melelahkan. Sebagian lagi mungkin juga lagi .. ah, enggak mungkin, kalian semua pasti masih malas-malasan bangkit dari tidur sepanjang hari. Minggu ini, kalian masuk malam, bukan ?