Rabu, 23 September 2015

YOURSELF

(*) Ku takkan mampu berdiri
Tuk raih semua mimpi
Tanpa cahya cinta sejati
Ku takkan jelang hari
Tuk gapai semua hati
Tanpa cahya cinta sejati

Di satu siang, gue kehilangan minat untuk melanjutkan naskah yang lagi gue kerjakan. Gue duduk menghadap layar yang jumlah halamannya masih sama seperti awal gue buka. Gue enggak mendapati satu kata pun bertambah di halaman putih itu.


Pernah enggak sih ? satu waktu, lo merasa enggak pengin melakukan apapun. Enggak berniat untuk menjadi apa-apa. Enggak juga ada kemauan untuk melanjutkan apa yang tengah lo usahakan. 

Kalau jawabannya pernah. Kita sama.

Gue berpikir pada saat itu, mungkin, gue butuh refreshing. Tapi pikiran itu gue tarik kembali, mengingat hampir setiap minggu gue melakukan jalan keluar itu. Ya, gue sering memanjakan diri gue setelah lelah dengan kegiatan membosankan. Itu bukan yang gue butuhkan.

Gue keluar seorang diri, nonton bioskop sendiri, masuk ke tempat makan dan makan seorang diri, naik kereta tanpa tujuan, naik bajaj pun sendirian. Apa ? semua enggak ada efeknya.

Oke. Gue melakukan cara lain, gue hadiri pengajian, duduk bersama orang-orang yang haus akan ilmu dan penuh ketenangan. Fine, ilmu gue kantongin dan ketenangan gue bawa pulang. Tapi, lagi, gue masih sama. Itu pun bukan penyelesaiannya.

Jalan terakhir yang gue coba adalah bertemu dengan orang lain. Orang yang sekiranya gue harapkan bisa memacu kembali jiwa gue yang terlelap. Ya, kadang, motivasi atau semangat bisa hadir dari orang yang kita percayakan mampu menasihati. Gue bertemu dengan seorang teman, bertukar pikiran, menceritakan kegelisahan. Satu hari itu semua baik-baik saja. Gue menikmati pertemuan itu, pertemuan yang di dalamnya berisi obrolan ringan tentang dua orang yang sama-sama saling memberi dorongan. Sayangnya, apa yang gue cari belum terpenuhi.

Lalu sebenarnya, jawaban apa yang gue cari ? pertanyaan apa juga yang harus dijawab ? masalah macam apa ini ?

Kalau gue enggak melakukan apapun ? siapa yang rugi ? 
Kalau gue enggak pengin jadi apa-apa ? masalah buat siapa ? 
Dan, kalau gue menghentikan cita ? apa ada yang peduli atau berani melarang ?

Gue seharian bermalas-malasan. Membaca buku dengan pikiran kosong, menonton tivi dengan sekadar pencet-pencet remot, makan es krim sebanyak-banyaknya, bahkan bercermin dan mulai memoleskan make up. Gue melakukan apa saja, suka-suka sampai bosan lalu tertidur.

Sampai kemudian, entah di jam yang ke berapa, tanpa sengaja, di dalam sebuah flashdisk yang tertancap di usb cpu komputer, gue menemukan satu folder. Folder berisi foto-foto, gue buka dan menekan menu slide show, pelan, sangat pelan sudut-sudut bibir gue tertarik, memandang wajah-wajah di setiap foto yang bergilir membuat gue sedikit menahan napas, dan gue tahu, saat itu gue tersenyum dengan pipi yang basah.

Winamp di komputer gue mengalunkan lirik-lirik lagu Bondan Prakoso feat Fade 2 Black. Dan gue mulai bernyanyi, bernyanyi sekeras-kerasnya.

(**) Bangunkan, bangkitkan
Semangat juangmu hingga membara
Yakinkan, pastikan inilah puncak segalanya
Berbanggalah, karena kau adalah sang juara !

Buat apa menangis, jika masih ada senyum
Buat apa kau mundur, kawan ..
Jika hidup berjalan maju
Bila kau terjatuh, segera bangkit dan bangun
Pusatkan pikiran dan tetap melaju

Gue sadar, suara gue enggak cukup menenangkan buat di dengar siapapun. Tapi saat itu, cuma diri gue sendiri yang bisa menemukan jawaban dari pertanyaan yang sebenarnya enggak pernah terlontar. Gue terus bernyanyi makin kencang, lirik-lirik itu berbarengan dengan slide foto yang lagi gue pandangin. Perpaduan yang lengkap. Disana, di dalam foto-foto itu ada cerita, dan gue, bernyanyi dengan cinta. Cinta kepada diri gue sendiri.

Ya, sekuat apapun sekitar kita menyemangati, kalau semangat itu enggak hidup dari diri sendiri, semua PERCUMA. Berapapun jumlah cara yang kita pakai untuk meraih sebuah cita, kalau bukan hati yang menghendaki, semua pun PERCUMA. Kita-lah, kita-lah jawaban untuk semua pertanyaan-pertanyaan itu. Gue. Lo. Kalian. Kita.

Nyanyi lagi ah ..

(***) Mungkin kurasa apa yang kau rasakan ..
Dan mungkin kau tahu rasanya bila tertekan
Sering ku bertingkah seperti Charlie Caplin
Tak banyak bicara, bergerak seperti mesin

Smooth .. seperti tanpa gerakkan
Mereka berpikir mungkin aku tak punya tujuan
Aku coba bangkit, meskipun suliut
Kecepatan tinggi, dari bumi ke langit ..
hari jadi gue yang ke-23
hari jadi gue yang ke-22
hari jadi gue yang ke-24
adik kandung dan sepupu gue yang sering ngebuat gue lupa sama angka berkedok usia
mereka sering gue ajak kemanapun kalau gue lagi gak minat jalan sendirian
my beloved -keluarga-
itu adalah sebagian foto-foto yang tersimpan di satu folder, foto-foto yang membuat gue tersenyum dengan pipi yang basah. Selamanya, merasa beruntunglah, dengan kehadiran orang-orang yang memberi warna. Sehingga hidup, enggak pernah hitam putih.



Nb : (*) Cahaya cinta sejati - Bondan ft Fade2Black
(**) Sang Juara - Bondan ft Fade2Black
(***) Bumi ke langit - Bondan ft Fade2Black

Tidak ada komentar:

Posting Komentar