SERIUS !
NGULI LEBIH ENAK DARIPADA NGANTOR !
Ini benar – benar pengalaman berharga yang
pernah gue alami.
Sejak lulus SMK, gue langsung meneruskan ke
jenjang perkulian. Iya, gue nguli di pabrik. Waktu itu gue langsung masuk ke
PT. Sanyo Jaya Components Indonesia atau sering di kenal dengan sebutan Sanyo
gobel. Gue kerja di PT itu kurang lebih dua tahun. Dan rasanya … .. ugh, susah
di jelaskan kepada orang yang belum pernah merasakan kerja di pabrik. Terlebih
kalau lagi kena sift malem. Awal gue kena sift, gue sering sakit – sakitan.
Bekal gue tiap kerja itu adalah tolak angin, minyak kayu putih dan duit logaman
buat kerokkan. Gue juga sering mabok dan muntah – muntah pas makan malam.
Mungkin kaget kali ya, yang namanya malem biasanya buat tidur, ini gue pake
buat kerja sampe pagi. Makan malem jam 12 tepat. Tapi, karena mulai terbiasa
dan sudah menjadi tuntutan, gue pun bisa melaluinya.
Bulan – bulan pertama menjadi buruh pabrik
emang sangat berat dan amat menyiksa fisik. Gue di wajibkan kerja 12 jam
sehari. Enam hari dalam seminggu, dan begadang semaleman seminggu sekalinya.
Maa sama Paa yang notabennya enggak pernah kerja di pabrik pun enggak tega
ngeliat anaknya yang dulu gendut berubah menjadi kurus. Gue capek. Capek
banget.
Bulan pertama, ke dua, ke tiga sampai bulan
ke lima kehidupan gue mulai stabil. Berat badan gue kembali bertambah, nafsu
makan gue juga enggak berkurang, malahan kata orang – orang, gue yang sekarang
jauh lebih gendut dari gue yang dulu. Menjadi kuli pabrik sudah bisa gue
terima. Gue pun mulai menjalani, menikmati dan mensyukurinya. Alhasil, gue
lebih merasa lebih baik ketika semua itu bisa gue lakukan.
Gue bertemu dengan berbagai macam orang. Mba
– mba dari Jawa, dan kota – kota lainnya. Gue belajar mengerti, betapa, mencari
uang itu adalah hal yang sangat tidak gampang. Dan rasa kagum pun hadir dalam
hati gue ketika melihat mereka, para buruh yang jauh – jauh merantau untuk
mencari rezeki dan bisa mengirimkan uang kepada keluarganya di kampung. Oh,
membanggakan sekali. Mulia sekali. Di saat, mungkin, remaja – remaja di usianya
sedang asik kuliah, hangout, shopping dan nyalon atau travelling, tapi mereka
menjalani hari – hari muda nya menjadi seorang buruh pabrik. Yang tidak pernah
mengenal waktu.
Untuk menjadi buruh pabrik pun tidak gampang,
bahkan lebih susah seperti menjadi pegawai kantoran. Kita yang hanya
mengandalkan ijzah SMA/SMK, harus bersaing dengan ratusan pengangguran lainnya
untuk bisa masuk ke PT yang di tuju. Psikotest, medical chek up, interview,
bahkan sampai trainning pun harus kita lalui. Dan di setiap prosesnya selalu
ada yang di sisihkan. Biasanya, dari ratusan bahkan ribuan orang yang bersaing,
hanya puluhan orang saja yang di terima. Sisanya, harus kembali berjuang di
tempat yang lain.
Bersyukurnya, sebelum ijazah keluar, gue udah
bisa test di PT tersebut hanya dengan menggunakan surat tanda kelulusan. Itu di
tahun 2009. Dan, gue pun resmi jadi kuli pabrik di bulan Juli 2009.
Setelah masa kontrak gue berakhir di PT
tersebut, sekitar bulan Februari 2011. Gue pun kembali sibuk mencari pekerjaan
kesana sini. Bahkan sebelum gue melamar ke PT – PT tersebut, gue di haruskan
memperpanjang beberapa surat sebagai syarat untuk melamar kerja. Gue ke kantor
polisi buat perpanjang SKCK /Surat kelakuan baik. Dan kalian tau, di sana
banyak yang gue temui. Banyak yang nganggur, guys. Selesai perpanjang SKCK, gue
pun pergi ke depnaker untuk laporan kartu kuning, dan lagi, banyak banget orang
yang gue jumpai di sana. Batin gue pun berkata “yang ngaggur bukan lo doang”.
Setelah semua siap, gue pun mulai menulis lamaran dan mengirimkannya via pos.
lewat beberapa bulan, enggak ada panggilan yang masuk. Gue pun menggunakan
alternative lain. Gue coba ke BKK (Bursa Kerja Khusus) dan Consultan untuk
menyalurkan pekerjaan. Lagi, lagi, banyak orang yang gue temui di sana. Tentu,
orang yang berbeda – beda. Ada yang baru lulus sekolah, ada yang setahun, dua,
tiga, empat atau lima tahun lebih tua dari gue. Gue sadar, betapa susahnya
mencari pekerjaan itu.
Lewat dua bulan dari masa nganggur dan
mencari – cari pekerjaan. Gue pun di terima menjadi karyawan di PT Sanyo
Elektronic Indonesia di daerah Cikarang. April 2011. Tapi, kontrak gue enggak
lama. Masa kerja gue berakhir di bulan yang sama tahun selanjutnya. Iya guys,
gue kembali jadi pengangguran di bulan April 2012.
Gue pun kembali mencari kerja. Dan kali ini,
gue mau coba kerja kantoran. Gue udah jenuh sama kontrak – kontrak PT. dimana
kita lagi enak – enak kerja, tiba – tiba kontrak habis dan kita secara enggak
sengaja atau emang sengaja langsung di berhentikan. Gue ngirim cv via email ke
berbagai perusahaan di Jakarta. Enggak kurang dari sebulan, gue pun dapat
panggilan di Cyber Future di daerah Sudirman untuk posisi Admin Project.
Kedengerannya keren, gue pun tergiur. Di benak gue saat itu, kata future
berarti perabot rumah tangga. Iya, gue salah. Itu mah furniture. Beda – beda
tipis lah. Gue pun datang untuk interview dan sedikit perkenalan dengan
perusahaan tersebut. Oke. Gue pun mau bekerja di perusahaan tersebut.
Hari pertama gue kerja sebagai admin project
di Cyber future, gue bingung. Orang – orang di sekeliling gue rata – rata
lulusan S1, D3 lah minimal. Dan pengalaman mereka sebelumnya enggak ada yang
pernah kerja di pabrik ataupun PT. Ada yang mantan guru bahasa Inggris, mantan
finance di CV apa gue lupa, ada yang mantan Accounting dan lain sebagainya.
Tapi, di sana gue mencoba beradabptasi. Dari mulai gaya bicara, berpakaian
sampai pada kebiasaan. Kerjaannya enggak se-capek kayak waktu gue jadi kuli. Di
sana, gue cukup duduk di ruangan ber AC yang ada di lantai 22 sebuah gedung.
Enggak perlu mengoperasikan mesin ataupun di kejar target, di sana gue hanya
memandangi laptop, melihat kurs mata uang. Apalah namanya, gue lupa. Yang
jelas, duduk diem mandangin angka – angka rupiah di laptop.
Gue jenuh. Gue cuma bertahan tiga hari. Gue
kabur gitu ajah. Gue kangen sama babeh jemputan di PT dulu. Kerja di pabrik,
enggak perlu repot – repot ngejar bus ataupun duduk desek – desekkan dan
berangkat subuh – subuh. Kerja di kantoran waktu itu, gue harus berangkat jam
setengah enam dan naek patas AC 05 yang penuh banget. Sampai di sana, gue harus
lewat tangga penyebrangan yang berliku – liku dan enggak abis – abis anak
tangganya. Belum sampai kantor, gue udah bau keringet. Apalagi pas pulangnya,
gue kembali menyebrangi tangga busway yang panjang banget, terus berdiri di
depan halte GBK, dan nunggu patas dengan perut yang keroncongan. Belum lagi,
kalau – kalau patas yang gue dapet isinya penuh. Kasihan banget gue waktu itu.
Gue merindukan masakkan catering di PT. kerja
di kantoran, enggak ada cateringnya guys. Enggak dapat makanan gratis. Dan menu
yang paling murah itu adalah emping dengan harga tiga ribu rupiah. Enggak kayak
di PT yang setiap jam 12 teng, beberapa menu sudah di siapkan. Enggak pake
bayar, karena itu udah jadi tunjangan Perusahaan.
Gue merindukan mba – mba. Kerja di pabrik,
sering bikin gue ketawa, bertuker cerita satu sama lain, dan bersikap santai
enggak setegang kayak waktu gue di kantor.
Setelah gue keluar begitu aja dari Cyber
future, gue pun kembali di terima di sebuah perusahaan rumahan, namanya Membran
tenda. Posisi gue sebagai staff admin. Awalnya gue berpikir, ini saatnya, ini
kesempatan gue. Gue hobi nulis dan kepengen jadi penulis, jadi gue berpikir,
kalau di sini gue bisa bekerja sambil menulis. Bahkan semua fasilitas pun di
sediakan, mulai dari laptop, waktu dan wifi yang sudah terpasang di kantor
tersebut. Tapi pekerjaan gue sangat ribet, gue harus mengerjakan pembukuan,
laporan pajak, laporan keuangan, gaji karyawan, uang makan, surat – surat
perjanjian, dan semuanya. Gue otodidak, gue sama sekali enggak punya pengalaman
di pekerjaan itu. Tapi, gue bisa handle itu semua. Keluhan gue saat itu cuma
isteri boss nya yang agak sedikit bikin gue enggak cocok. Ya, maklumlah,
namanya juga ibu – ibu.
Dua hari gue bekerja di Membran tenda. Sebuah
keajaiban pun datang. Mungkin Tuhan mau ngeliat seberapa jauh gue mau berusaha,
HRD PT Sanyo pun kembali menghubungi gue. Dan gue kembali bekerja di PT
tersebut, sampai saat ini.
Gue senang, gue bersyukur, dan gue bahagia.
Dalam waktu dua bulan setelah habis kontrak
pertama di PT Sanyo Elektronic Indonesia, banyak hal yang dapat gue jadikan
pelajaran. Tuhan selalu punya cara untuk menguji hamba – hamba – Nya. Apa yang
kalian dapat, apa yang saat ini sedang kalian jalani, syukurilah. Karena di
situlah letak kebahagiaan berada. Gue enggak bilang kalau nguli lebih baik dari
ngantor. Tapi buat gue, dimana pun kita bekerja, ketika kita menyenangi
pekerjaan itu. Maka semua akan terasa lebih baik.
Selalu yakin, dan jangan pernah berhenti
percaya akan menghantarkan kita pada kebahagiaan yang sesungguhnya. Keyakinan,
bahwa kita akan mendapatkan apa yang kita usahakan.
Serius ! Nguli LEBIH ENAK daripada Ngantor !!
hidup kuli!!! Btw aku bru abis kntrak nih,,, share info lowongn krja donk,,, :)
BalasHapusDuh emang bener enak kerja di PT yang disebutin td, apalagi buat s1. 3 bulan udah tetap. yg lebih enaknya lg buat gue adalah cuma 10 menit dari rumah. :)
BalasHapusMaaf apa anda bekerja di Pt sanyo?
HapusApa ada info loker?
Nerusin kuliah atau kerja ya ya Allah :'(
BalasHapuskalau bisa keduanya, kenapa enggak ?
Hapuskuliah dan kerja :)
tapi, kalau memang harus ada yang di korbankan, pilih yang ingin kamu perjuangkan ^^
@anonim: maaf apa anda bekerja di Pt sanyo?
BalasHapusApa ada info loker?
Mbak sanyo jci gobel'y divisi apa dulu??? Trus bagian apa mbak.
BalasHapusMakasih