Minggu, 07 April 2013

Buruh ? Bos ?



SERIUS !
NGULI LEBIH ENAK DARIPADA NGANTOR !


Ini benar – benar pengalaman berharga yang pernah gue alami.
Sejak lulus SMK, gue langsung meneruskan ke jenjang perkulian. Iya, gue nguli di pabrik. Waktu itu gue langsung masuk ke PT. Sanyo Jaya Components Indonesia atau sering di kenal dengan sebutan Sanyo gobel. Gue kerja di PT itu kurang lebih dua tahun. Dan rasanya … .. ugh, susah di jelaskan kepada orang yang belum pernah merasakan kerja di pabrik. Terlebih kalau lagi kena sift malem. Awal gue kena sift, gue sering sakit – sakitan. Bekal gue tiap kerja itu adalah tolak angin, minyak kayu putih dan duit logaman buat kerokkan. Gue juga sering mabok dan muntah – muntah pas makan malam. Mungkin kaget kali ya, yang namanya malem biasanya buat tidur, ini gue pake buat kerja sampe pagi. Makan malem jam 12 tepat. Tapi, karena mulai terbiasa dan sudah menjadi tuntutan, gue pun bisa melaluinya.


Bulan – bulan pertama menjadi buruh pabrik emang sangat berat dan amat menyiksa fisik. Gue di wajibkan kerja 12 jam sehari. Enam hari dalam seminggu, dan begadang semaleman seminggu sekalinya. Maa sama Paa yang notabennya enggak pernah kerja di pabrik pun enggak tega ngeliat anaknya yang dulu gendut berubah menjadi kurus. Gue capek. Capek banget.
Bulan pertama, ke dua, ke tiga sampai bulan ke lima kehidupan gue mulai stabil. Berat badan gue kembali bertambah, nafsu makan gue juga enggak berkurang, malahan kata orang – orang, gue yang sekarang jauh lebih gendut dari gue yang dulu. Menjadi kuli pabrik sudah bisa gue terima. Gue pun mulai menjalani, menikmati dan mensyukurinya. Alhasil, gue lebih merasa lebih baik ketika semua itu bisa gue lakukan.
Gue bertemu dengan berbagai macam orang. Mba – mba dari Jawa, dan kota – kota lainnya. Gue belajar mengerti, betapa, mencari uang itu adalah hal yang sangat tidak gampang. Dan rasa kagum pun hadir dalam hati gue ketika melihat mereka, para buruh yang jauh – jauh merantau untuk mencari rezeki dan bisa mengirimkan uang kepada keluarganya di kampung. Oh, membanggakan sekali. Mulia sekali. Di saat, mungkin, remaja – remaja di usianya sedang asik kuliah, hangout, shopping dan nyalon atau travelling, tapi mereka menjalani hari – hari muda nya menjadi seorang buruh pabrik. Yang tidak pernah mengenal waktu.
Untuk menjadi buruh pabrik pun tidak gampang, bahkan lebih susah seperti menjadi pegawai kantoran. Kita yang hanya mengandalkan ijzah SMA/SMK, harus bersaing dengan ratusan pengangguran lainnya untuk bisa masuk ke PT yang di tuju. Psikotest, medical chek up, interview, bahkan sampai trainning pun harus kita lalui. Dan di setiap prosesnya selalu ada yang di sisihkan. Biasanya, dari ratusan bahkan ribuan orang yang bersaing, hanya puluhan orang saja yang di terima. Sisanya, harus kembali berjuang di tempat yang lain.
Bersyukurnya, sebelum ijazah keluar, gue udah bisa test di PT tersebut hanya dengan menggunakan surat tanda kelulusan. Itu di tahun 2009. Dan, gue pun resmi jadi kuli pabrik di bulan Juli 2009.
Setelah masa kontrak gue berakhir di PT tersebut, sekitar bulan Februari 2011. Gue pun kembali sibuk mencari pekerjaan kesana sini. Bahkan sebelum gue melamar ke PT – PT tersebut, gue di haruskan memperpanjang beberapa surat sebagai syarat untuk melamar kerja. Gue ke kantor polisi buat perpanjang SKCK /Surat kelakuan baik. Dan kalian tau, di sana banyak yang gue temui. Banyak yang nganggur, guys. Selesai perpanjang SKCK, gue pun pergi ke depnaker untuk laporan kartu kuning, dan lagi, banyak banget orang yang gue jumpai di sana. Batin gue pun berkata “yang ngaggur bukan lo doang”. Setelah semua siap, gue pun mulai menulis lamaran dan mengirimkannya via pos. lewat beberapa bulan, enggak ada panggilan yang masuk. Gue pun menggunakan alternative lain. Gue coba ke BKK (Bursa Kerja Khusus) dan Consultan untuk menyalurkan pekerjaan. Lagi, lagi, banyak orang yang gue temui di sana. Tentu, orang yang berbeda – beda. Ada yang baru lulus sekolah, ada yang setahun, dua, tiga, empat atau lima tahun lebih tua dari gue. Gue sadar, betapa susahnya mencari pekerjaan itu.
Lewat dua bulan dari masa nganggur dan mencari – cari pekerjaan. Gue pun di terima menjadi karyawan di PT Sanyo Elektronic Indonesia di daerah Cikarang. April 2011. Tapi, kontrak gue enggak lama. Masa kerja gue berakhir di bulan yang sama tahun selanjutnya. Iya guys, gue kembali jadi pengangguran di bulan April 2012.
Gue pun kembali mencari kerja. Dan kali ini, gue mau coba kerja kantoran. Gue udah jenuh sama kontrak – kontrak PT. dimana kita lagi enak – enak kerja, tiba – tiba kontrak habis dan kita secara enggak sengaja atau emang sengaja langsung di berhentikan. Gue ngirim cv via email ke berbagai perusahaan di Jakarta. Enggak kurang dari sebulan, gue pun dapat panggilan di Cyber Future di daerah Sudirman untuk posisi Admin Project. Kedengerannya keren, gue pun tergiur. Di benak gue saat itu, kata future berarti perabot rumah tangga. Iya, gue salah. Itu mah furniture. Beda – beda tipis lah. Gue pun datang untuk interview dan sedikit perkenalan dengan perusahaan tersebut. Oke. Gue pun mau bekerja di perusahaan tersebut.
Hari pertama gue kerja sebagai admin project di Cyber future, gue bingung. Orang – orang di sekeliling gue rata – rata lulusan S1, D3 lah minimal. Dan pengalaman mereka sebelumnya enggak ada yang pernah kerja di pabrik ataupun PT. Ada yang mantan guru bahasa Inggris, mantan finance di CV apa gue lupa, ada yang mantan Accounting dan lain sebagainya. Tapi, di sana gue mencoba beradabptasi. Dari mulai gaya bicara, berpakaian sampai pada kebiasaan. Kerjaannya enggak se-capek kayak waktu gue jadi kuli. Di sana, gue cukup duduk di ruangan ber AC yang ada di lantai 22 sebuah gedung. Enggak perlu mengoperasikan mesin ataupun di kejar target, di sana gue hanya memandangi laptop, melihat kurs mata uang. Apalah namanya, gue lupa. Yang jelas, duduk diem mandangin angka – angka rupiah di laptop.
Gue jenuh. Gue cuma bertahan tiga hari. Gue kabur gitu ajah. Gue kangen sama babeh jemputan di PT dulu. Kerja di pabrik, enggak perlu repot – repot ngejar bus ataupun duduk desek – desekkan dan berangkat subuh – subuh. Kerja di kantoran waktu itu, gue harus berangkat jam setengah enam dan naek patas AC 05 yang penuh banget. Sampai di sana, gue harus lewat tangga penyebrangan yang berliku – liku dan enggak abis – abis anak tangganya. Belum sampai kantor, gue udah bau keringet. Apalagi pas pulangnya, gue kembali menyebrangi tangga busway yang panjang banget, terus berdiri di depan halte GBK, dan nunggu patas dengan perut yang keroncongan. Belum lagi, kalau – kalau patas yang gue dapet isinya penuh. Kasihan banget gue waktu itu.
Gue merindukan masakkan catering di PT. kerja di kantoran, enggak ada cateringnya guys. Enggak dapat makanan gratis. Dan menu yang paling murah itu adalah emping dengan harga tiga ribu rupiah. Enggak kayak di PT yang setiap jam 12 teng, beberapa menu sudah di siapkan. Enggak pake bayar, karena itu udah jadi tunjangan Perusahaan.
Gue merindukan mba – mba. Kerja di pabrik, sering bikin gue ketawa, bertuker cerita satu sama lain, dan bersikap santai enggak setegang kayak waktu gue di kantor.
Setelah gue keluar begitu aja dari Cyber future, gue pun kembali di terima di sebuah perusahaan rumahan, namanya Membran tenda. Posisi gue sebagai staff admin. Awalnya gue berpikir, ini saatnya, ini kesempatan gue. Gue hobi nulis dan kepengen jadi penulis, jadi gue berpikir, kalau di sini gue bisa bekerja sambil menulis. Bahkan semua fasilitas pun di sediakan, mulai dari laptop, waktu dan wifi yang sudah terpasang di kantor tersebut. Tapi pekerjaan gue sangat ribet, gue harus mengerjakan pembukuan, laporan pajak, laporan keuangan, gaji karyawan, uang makan, surat – surat perjanjian, dan semuanya. Gue otodidak, gue sama sekali enggak punya pengalaman di pekerjaan itu. Tapi, gue bisa handle itu semua. Keluhan gue saat itu cuma isteri boss nya yang agak sedikit bikin gue enggak cocok. Ya, maklumlah, namanya juga ibu – ibu.
Dua hari gue bekerja di Membran tenda. Sebuah keajaiban pun datang. Mungkin Tuhan mau ngeliat seberapa jauh gue mau berusaha, HRD PT Sanyo pun kembali menghubungi gue. Dan gue kembali bekerja di PT tersebut, sampai saat ini.
Gue senang, gue bersyukur, dan gue bahagia.
Dalam waktu dua bulan setelah habis kontrak pertama di PT Sanyo Elektronic Indonesia, banyak hal yang dapat gue jadikan pelajaran. Tuhan selalu punya cara untuk menguji hamba – hamba – Nya. Apa yang kalian dapat, apa yang saat ini sedang kalian jalani, syukurilah. Karena di situlah letak kebahagiaan berada. Gue enggak bilang kalau nguli lebih baik dari ngantor. Tapi buat gue, dimana pun kita bekerja, ketika kita menyenangi pekerjaan itu. Maka semua akan terasa lebih baik.
Selalu yakin, dan jangan pernah berhenti percaya akan menghantarkan kita pada kebahagiaan yang sesungguhnya. Keyakinan, bahwa kita akan mendapatkan apa yang kita usahakan.

Serius ! Nguli LEBIH ENAK daripada Ngantor !!

7 komentar:

  1. hidup kuli!!! Btw aku bru abis kntrak nih,,, share info lowongn krja donk,,, :)

    BalasHapus
  2. Duh emang bener enak kerja di PT yang disebutin td, apalagi buat s1. 3 bulan udah tetap. yg lebih enaknya lg buat gue adalah cuma 10 menit dari rumah. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf apa anda bekerja di Pt sanyo?
      Apa ada info loker?

      Hapus
  3. Nerusin kuliah atau kerja ya ya Allah :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau bisa keduanya, kenapa enggak ?
      kuliah dan kerja :)

      tapi, kalau memang harus ada yang di korbankan, pilih yang ingin kamu perjuangkan ^^

      Hapus
  4. @anonim: maaf apa anda bekerja di Pt sanyo?
    Apa ada info loker?

    BalasHapus
  5. Mbak sanyo jci gobel'y divisi apa dulu??? Trus bagian apa mbak.
    Makasih

    BalasHapus