Sabtu, 05 Juli 2014

kau harus tahu, sei.

Banyak yang mengatakan kalau kau tak akan terlupakan maupun tergantikan. Ya, kau harus berbangga hati karena aku membenarkannya.


Minggu lalu di hari rabu, aku bertemu dengan salah seorang mantan penghunimu, seorang yang mempunyai andil dalam apa-apa yang terjadi di sekitarmu. Kau tahu ? Dengan tak sopannya aku terkejut. Aku menelan ludah sebelum menjawab pertanyaan seorang laki-laki berkaca mata itu, ‘kamu disini juga ?’ tanyanya dengan senyum hangat yang ku artikan siang itu. Bukan, laki-laki setengah baya itu bukan orang pertama yang ku jumpai di satu tempat baru, yang juga mantan penghunimu. Ada dua, tiga, empat, sepuluh, ah, aku tak bisa menghitungnya karena terlalu banyak mantan penghunimu yang ku lihat di tempat baru itu.

Boleh aku bertanya, kau apa kabar ? apa sudah ada penghuni-penghuni baru yang meramaikanmu ?

Berkali-kali aku mencoba untuk tidak membandingkanmu dengan tempat baru yang ku jadikan lapak dalam mengais rupiah saat ini, namun aku tak pernah bisa menghentikannya. Tapi percuma saja ku bandingkan kau berjuta kali dengan tempat mana pun, karena kau memang tak pernah tertandingi.

Aku belajar untuk berhenti melihat ke belakang, meski semua kenangan itu indah, namun hanya akan membuatku lupa bagaimana rasa syukur itu mengalir jika harus terus mengingatnya. Aku tidak ingin melupakanmu, karena itu memang tidak akan pernah bisa ku lakukan. Apa-apa yang ku lewati denganmu dalam detik-detik waktu terekam jelas dalam benak yang tak mau berhenti mengingat. Tapi saat ini, aku sudah berada di tempat lain, menjadi penghuni di tempat yang baru. Dan jika aku harus terus menjabarkan satu per satu kelebihanmu kepada tempat baruku tersebut, di detik keberapa aku bisa bersyukur atas tempat baru yang telah menerimaku sebagai penghuninya itu ?

Kau tetap yang terbaik, bagiku. Kau pun masih menjadi yang ternyaman,  untukku.

Kau, apa pernah kau merindukanku atau para penghuni lainnya ? mungkin kau tak pernah mengenal jelas siapa dan siapa mereka, tapi tentu kau dapat merasakan cinta dari para penghunimu. Benar, bukan ?

Sejak tanggal bersejarah itu, para penghunimu berhamburan. Sebagian kembali ke kampung halamannya, melakukan apa yang masih bisa di lakukan. Beberapa memilih menjalani rutinitas yang memang harus di jalaninya, menjadi ibu rumah tangga. Ada juga yang menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan membuka satu usaha. Pun, tak terhitung jumlah mereka yang masih lontang-lantung mencari tempat yang setidaknya, sepersekian persen untuk menjadi penggantimu. Kau kesepiankah sejak hari itu ?

Aku hanya ingin bercerita agar kau tahu, kau begitu manis dalam kenangan terindah. Dan aku hanya ingin mengingatkan pada diriku sendiri, bahwa mengingatmu, kadang membuatku lupa bagaimana mensyukuri apa yang ku jalani saat ini. Karena kau terlalu penuh. Penuh yang meluberkan satu rasa, bahagia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar