Kamis, 03 Juli 2014

Kita tetap jadi rakyat, kan ?

Cieeee .. LIMA hari lagi pada mau nyoblos nih.

Jujur, sekuat-kuatnya gue nahan jari-jari lentik gue buat enggak nulis soal ‘beginian’, akhirnya lemah juga. Pertahanan gue jebol. Padahal sejak lampau gue tahan benar-benar buat enggak nulis soal kabar yang jadi trending topic mulu, tapi gue lemah, guys. Topik ini terlalu bikin gue gemas untuk di lewatkan. Bisikan-bisikan sesat yang selalu gue abaikan setiap kali bergeming di otak liar gue, akhirnya tak lagi mampu untuk gue tolak.


Kenapa di saat LIMA hari menjelang tanggal keramat itu, Aya ?

LIMA. Pancasila ada LIMA. Rukun islam juga ada LIMA. Lagu dangdut pun, Pacarku LIMA langkah. Jadi, well, angka LIMA itu punya banyak makna. Ah sudahlah, abaikan !

Nah, terus apa yang bikin lo gelisah sampe akhirnya memutuskan untuk bikin tulisan ini ?

Gelisah. Gue nulis karena gelisah, di saat orang-orang sudah mempunyai pilihan masing-masing, gue masih bingung mau nyoblos yang mana. Tapi tanggal sembilan nanti, gue udah punya pilihan. Mantap. Tadi kata lo, masih bingung ?

Oke. Oke.

Awalnya gue mau goltem (golongan item), gue juga buta soal politik, hukum, Negara, apalah yang sering di perdebatkan orang-orang disana, tapi kemudian, gue sadar, biar gue seorang wali (wanita kuli) gue harus melek soal politik. Kenapa ? Karena itu bagian dari pengetahuan. Gue kadang miris, sama diri gue sendiri yang suka komentar sok benar, padahal enggak tahu apa-apa. Bilang ‘pemerintahan ini sudah hancur, korupsi dimana-mana. Yang miskin makin miskin, yang kaya enggak miskin-miskin. Kesenjangan social makin menonjol. Jomblo beredar dimana-mana, malam minggu udah mulai jarang hujan. Ini karena koalisi partai’ lho, lho !

Pertanyaannya, lo nyoblos enggak LIMA tahun lalu ? Kalau lo memberikan satu suara lo, mempercayakan pertanggung jawaban kepada seseorang yang lo pilih, silakan berkomentar seperti itu. Tapi, kalau LIMA tahun lalu lo enggak memberikan suara lo, alias goltem, buat apa berkomentar ?

Jadi, lo mau ngajak buat enggak goltem nih ?

Ya enggak juga. Hahahahhah.

Asli. Pemilu tahun ini lebih kece daripasa world cup, pada sadar enggak sih ? Piala dunia yang lima tahunan itu bahkan kalah ramainya sama perdebatan soal siapa pemimpin LIMA tahun kedepan Negara ini. Mungkin karena dua calon-nya sama-sama kuat. Keduanya pun punya daya tarik untuk terus di perbincangkan. Mulai dari masa lalunya, kisah hidupnya, sampai cemoohan yang sangat tidak sopan.

Capres nomor 1, di bilang pelaku penculikan.
Capres nomor 2, di bilang boneka kotak-kotak.

Terus, pertanyaannya muncul ? apa lo mau, di pimpin sama pelaku penculikan atau boneka kotak-kotak ? enggak, kan.

Guys, melek ! Jutaan hujatan yang meluncur dari mulut lo, enggak akan pengaruh ke Negara yang lo cintai ini.

Well, lo pilih nomor satu. Silakan !

Lo stand on the right side di nomor dua, pun, silakan !

Mengutip kata-kata yang keluar dari Kolay, seorang teman yang sempat ngebahas soal beginian bareng gue, doi bilang ‘Ya, pada akhirnya, siapa pun yang terpilih nanti, mau enggak mau kita di pimpin oleh dia, kan ? Sekuat apa pun lo menolak atau membela, hasil akhir enggak bisa di ubah’

Benar !

Siapa pun yang nantinya akan mimpin Negara ini, kita, tetap jadi rakyat, kan ?

Gue buruh, ya, tetap jadi buruh. Lo petani, ya, akan tetap jadi petani. Lo dokter, ya, akan tetap jadi dokter. Lo, pengangguran, ya, akan tetap jadi pengangguran. Semua enggak akan berubah guys, kalau bukan diri lo sendiri yang mengubahnya.

Catet !

Ribuan janji yang ada di dalam isi kampanye di kubu masing-masing, atau perdebatan panjang yang kita bahas enggak pernah bisa selesai, semua enggak mengubah keadaan. Kita, tetap jadi rakyat, kan ?

Akhirnya, detik ini gue paham kalimat yang pernah di keluarkan oleh eyang tercinta gue, Bung Karno, sang pelopor yang mengatakan ‘perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri’.

Silakan di pikirkan !

Dan selamat memilih ! Ingat ! sembilan Juli, datang ke TPU, coblos nomor .. enggak-enggak, gue enggak lagi kampanye apalagi black campaign. Coblos nomor sesuai kata hati lo, abis itu ujung jari kelingkingnya di masukin ke tinta, di foto, di upload deh. Mainstream banget ikh, mba Aya .. Enggak apa-apa mainstream, yang penting nyoblos !


Udeh, jangan di lihatin terus foto gue. Itu foto editan, pake camera 360. Kalau mau lihat aslinya, ayo, ajak gue buka puasa bareng. Kan, duduk manis sambil ngobrol asyik lebih menyenangkan daripada ketik-ketikan di dunia maya.
#eyaaaaaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar