Minggu, 14 September 2014

TRAVELER

enak banget sih ay, bisa jalan kemana-mana, gue masih di sini-sini ajah

Sebuah pesan masuk dalam aplikasi blackberry messenger saya, sebuah pesan yang mengomentari Personal Message yang saya buat beberapa menit sebelumnya. PM yang berisikan ‘iya mama, mau ke flores sama Tibet. Mikirin kok soal pernikahan *nyengir*’
Saya tak langsung membalas isi pesan tersebut, selain memang saya sedang mengedit draft postingan baru, saya pun diam-diam memikirkan jawabannya. Dalam pemikiran soal jawaban tersebut, sebuah foto dengan testimony entah siapa pengeluarnya, foto yang di tag dalam Path oleh seorang teman saya melesat dalam ingatan. Benar juga, batin saya.
take picture of anwar syaiful on path
Saya baru membalas pesan itu dua jam setelahnya, tak panjang, tak menyombongkan diri dan tak mau membuatnya iri, ‘laah nis, kalau mau jalan mah, tinggal jalan aja’ begitu balasan yang saya kirim untuknya. Setelahnya, teman saya yang sudah menikah itu tak lagi membalas.

Tidak. gambar itu sama sekali tidak menyudutkan mereka yang sudah menikah. Anggap saja membuat senang mereka yang ingin menikah tetapi masih sendiri.

Nah, sekarang, saya paham dengan pernyataan bahwa hidup adalah pilihan. Bahwa hidup adalah tentang bagaimana kamu membawanya. ‘Hidup’ adalah sebuah kata yang sejatinya akan mengikuti arah pilihan si pelakunya. Buat saya, ketika saya memutuskan untuk melakukan berbagai hal, ya, memang itu yang saya sukai. Bukan karena ingin ikut-ikutan, bukan karena ingin terlihat ‘wow’, bukan karena untuk mendapatkan penilaian dari mana-mana. Love what you do ! Lakukan apa yang kamu suka ! Bukan mengeluh, meratapi apa yang orang lain lakukan dengan segala macam perasaan, itu hanya akan membuat hidup terasa kurang terus menerus.

Berbicara mengenai perjalanan, saya percaya bahwa sejatinya setiap orang adalah traveler. Traveler dalam kehidupannya. Bukankah hidup memang perjalanan ? Proses pertumbuhan, dari mulai manusia itu lahir, tumbuh menjadi bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa lalu kemudian menua, itu sebuah bentuk perjalanan, bukan ? juga dalam hal spiritual, ketika masa lalu yang kelam, lalu kemudian cerah di masa depan atau mungkin sebaliknya. Ketika satu masalah menghampiri, lalu terpecahkan dan setelahnya membuat seseorang yang mengalaminya menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Itu perjalanan, kan ? Ya, setiap orang adalah traveler, hanya saja, sedikit yang mau menapak tilas tentang proses perjalanan tersebut. Sebagian kecil, hanya berpikir bahwa traveler selalu soal jalan-jalan. Bahwa traveler adalah orang yang suka menghamburkan uang untuk bersenang-senang. Bahwa traveler selalu bahagia dalam setiap langkah. Tidak. Apa yang kadang kita bayangkan tentang berbagai penilaian, tidak melulu benar adanya.

Kamu traveler. Saya traveler. Kita semua adalah traveler.

1 komentar:

  1. Balik lagi ke individunya masing2 yg ngejalanin hidupnya
    Tp inti dari semuanya sih bersyukur
    :)

    BalasHapus