Kamis, 15 Januari 2015

JOMBLO SIBUK


Pernah enggak sih, nonton bioskop sendirian, film drama religi, duduk di tengah-tengah dua pasangan romantis ? kalau jawabannya pernah, kita sama.

#mojok bareng di bawah shower.

Kurang lebih seminggu dari tulisan ini di posting, gue merasa menjadi orang paling nelangsa di dalam theater. Hari itu hari selasa, iya ada paket ‘SELAMAT’ -> SeLasaheMAT di BliztMegaplek. Nah, berhubung tanggal gajian masih lama dan abis liburan panjang, lima ribu itu berharga banget. Gue hubungin hampir semua contact di BBM, dan nihil, enggak ada yang bisa. Kerja-lah. Udah nonton sampe 2x-lah. Enggak punya duit-lah. Sampe ada yang sempet modus ‘Ayo nonton, tapi kita berdua doang, kan ? nanti pulang nonton makan bareng ya’ #jleb. Biasanya, di saat sendiri kayak gitu, gue sadar, pentingnya seseorang yang selalu ada buat kita. Iya, gue ngerti. Apaan sih ? Stop ! Stop !

Balik kerja, gue yakin 100% buat menemukan cerita. Gue penasaran banget sama ini film, abisnya tuh film jadi obrolan rame di jejaring sosial, kan, enggak gaul banget kalo gue enggak nonton.

Assalammualaikum Bujang. Eh bujang, Beijing, maksud gue.

Gue masuk ke Mall Metropolitan Bekasi, jalan dengan percaya diri sendirian. Peduli apa, orang-orang juga enggak pada kenal gue, dan ini pun bukan kali pertama gue jalan sendirian. Tapi nonton film sendirian ? Sumpah ! gue baru mau mencobanya. Deg deg kan rasanya.

Enggak. gue enggak nonton di Mall Bekasi, gue cuma mampir buat ngendus aroma toko roti yang mengenyangkan. Setelah perut gue kenyang, gue keluar lagi, melipir ke gedung sebelah. Bekasi Cyber Park. Iya, Bekasi !!

Selama berdiri di escalator, gue panik, lanjut apa pulang aja, ya ? nanti kalo ketemu mantan yang lagi jalan sama pacar barunya gimana ? atau, ketemu gebetan yang ternyata udah punya gandengan, gimana ? mau taro dimana muka gue ?

“Aya, sendirian ?” ngeri membayangkan pertanyaan itu ..

Krik krik krik

Lupakan !

Gue ngantri di depan loket. Pura-pura sibuk sama gadget yang sebenarnya ‘mati’, masang earphone yang sebenernya enggak ada musik yang lagi nge’play’. Gue baris santai.
“Selamat sore, filmnya mba ?”
“Assalammualaikum Beijing”
“Assalammualaikum Beijing, pukul 18.00 mau duduk dimana ?”
Gue liat seat masih banyak yang kosong. Dan, D 15 mencuri perhatian gue “D 15 aja mba”
“Buat satu orang, mba ?” gue nelen ludah, ngangguk santai, padahal dalam hati ‘kesian ya mba gue ?’
“Oke. Filmnya Assalammualaikum Beijing pukul 18.00, di theater 6 ya, mba”

Gue berlalu setelah mendengar ucapan terimakasih dari mba-mba berseragam apa ya, gue sampai lupa warna seragamnya. Setelah mengantongi tiket seharga lima belas ribu rupiah, gue kembali turun, mencari mushola untuk maghrib terlebih dahulu. Tau enggak ? Film mulai jam enam sore, itu belum adzan maghrib. Gue galau, bukan, bukan karena takut telat masuk theater. Tapi gue ngebayangin, sorot-sorot mata yang ketika film lagi di putar menatap gue yang lagi jalan sendirian. Sudahlah. Gue mengembuskan napas, setidaknya menghadap Tuhan untuk beberapa menit membuat suasana hati gue lebih baik.

Sekitar jam enam dua puluh gue baru masuk theater, pintunya udah nutup. Gue dorong kuat-kuat, suara tangis Revalina S. Temat (pemain film Assalammualaikum Beijing) langsung menyambut kehadiran gue. Gue menaiki anak tangga yang ada di tengah-tengah deretan kursi dan berhenti di deretan kursi berseri D.
“Misi, seat D, kan ?” tanya gue ke mba-mba yang duduk paling dekat tangga, sekadar meyakinkan. Ogah banget gue, udah nonton sendirian, salah tempat duduk lagi. Aaaaarrrrrgh enggak mau !!
“Iya, benar” jawabnya
Sip. Gue melewati dua kursi yang sudah terisi, D 13 dan D 14. Gue nelen gumpalan yang nyangkut di tenggorokkan, pas sadar, bangku D 15 masih terlipat sedangkan D 13 di isi oleh seorang wanita, D 14 di duduki laki-laki. D 15 posisi duduk gue. Sebelah kiri gue, D 16 di isi oleh seorang laki-laki yang di sebelahnya D 17 seorang perempuan. Dan deret selanjutnya, kosong. Seat D dari D 13 itu cuma di isi lima orang. Dua pasangan kekasih sama satu manusia mengenaskan, iya, itu gue. Gue yang duduk di tengah-tengah orang pacaran. Krik krik krik.
Tapi baiklah, ini takdir Tuhan. Dari sekian posisi duduk yang tersedia, gue emang di haruskan duduk di tengah dua laki-laki yang di sebelahnya ada pacarnya. Gue pun bersikap tegar. Fokus ke film yang gue tonton.
Apa yang terjadi ketika film sedang di putar ?

Pas adegan sedih :
Cewek yang duduk di D 13 “sedih banget, mau di lamar kayak gitu” suaranya melengking.
“Ih nangis. Nanti ya, lebih dari itu malah” jawab cowoknya, iya, cowok yang duduk tepat di sebelah kanan gue. Mereka berdua pun kembali suap-suapan popcorn.
Beda sama pasangan satunya, cowok yang duduk di D 16 “ih jelek nangis, sedih ya” katanya dengan nada genit, tangannya kayak ngangkat gitu, enggak tau ngapain, gue cuma ngelirik dikit, jadi enggak jelas tangan cowok itu ngapain. Entah ngelap air mata ceweknya atau bersihin upil di idung si cewek, entahlah.
Gue ? Nangis sendirian. Ngusap air mata sendirian. Sambil ngobrol sama hati gue sendiri.
“Aya, sedih banget ya”
“Iya Ay, udah kamu jangan nangis”
*bahu mana bahu*

Pas adegan lucu :
Dua pasangan itu ketawa ngakak sambil ngomentarin adegan yang sedang di mainkan oleh tokoh di film itu.
Cewek D 17 “Itu Desta (Pemain film Assalammualaikum Beijing) mukanya unyu banget, sih” kemudian ngakak lagi.
“Desta enak banget jadi suami Bella (Pemain film Assalammualaikum Beijing), sumpah, Laudya Cyntia Bella itu cantik banget” si cowok D 16 malah ubah topik.
Cewek D 17 “Jadi kamu masih nilai cewek dari fisiknya ? Enggak berubah ya, kamu, masih sama”
Cowok D 16 “Lho, kok, kamu jadi bahas masalah kayak gitu sih. Kalau aku masih liat fisik, mungkin sekarang aku enggak duduk disini sama kamu”
Cewek D 17 “Oh, jadi maunya kamu gitu ? Okay. Kamu balik aja sana sama selingkuhan kamu”
Cowok D 16 “Enggak usah bawa-bawa dia deh”
Hening kemudian.
Gue “Mba, mas, boleh minta popcornya enggak ?”

Terus Ay, pasangan sebelah kiri lo gimana ? pas adegan lucu mereka ngomentarin apa ?
Mereka ? terakhir gue dengar sih lagi bisik-bisik mendesah gitu. Entahlah .. hanya D 16 dan 17 serta Tuhan yang tahu.

Film berdurasi kurang dari dua jam itu selesai. Gue keluar buru-buru, menghindari orang-orang sebelum sadar kalau ada seorang wanita yang abis nonton di tengah-tengah dua pasangan. Gue menghela napas lega. Akhirnya, gue keluar juga dari posisi duduk yang tidak mengenakan itu. Gue keluar BCP, melipir ke tukang mie ayam. Makan sendirian sampai kenyang. Not bad lah. Menyenangkan, selalu menyenangkan melakukan apa yang emang mau gue lakukan.

Jadi, berdasarkan pengalaman absurd gue diatas, ya, enggak perlu di jelasin juga kali ya kalau gue jomblo. Jomblo itu enggak selalu mengenaskan, kok (Apanya yang enggak ngenesian Aya ? nonton film sendirian dan duduk di tengah dua pasang kekasih, apa itu tidak cukup mengenaskan ?). Gini, kita ambil positifnya, jangan karena status ‘single’, lo semua kehilangan kepercayaan diri. Mau pergi kesini, enggak jadi karena malu sendirian. Mau ikut acara itu, enggak berani karena enggak ada orang yang bisa di jadiin sandaran. Ujung-ujungnya malah berlayar di dunia maya, bikin status-status galau yang sebenarnya malah ngundang orang-orang ngerasa ilfeel sama lo. Ini 2015 guys, mau sampai kapan menyenangkan diri dengan sandiwara agar terlihat ‘baik’ di pandangan orang-orang ? mau sampai kapan update status ‘otw’ padahal lo lagi ‘tengkurep’ di atas kasur. Itu menyedihkan, karena bukan mereka yang lo bohongi, melainkan diri lo sendiri.

Kesendirian, tidak cukup kuat untuk membentengi apa yang mau kita lakukan. Kalau mereka yang punya pasangan bisa traveling bareng, apa ada larangan buat traveling sendirian ? Kalau mereka yang punya pasangan bisa ngopi di kafe, apa di pintu masuk kafe ada tulisan ‘jomblo dilarang masuk !’ ? Kalau mereka yang punya pasangan bisa nonton bioskop berdua, apa jomblo enggak bisa ?

Do what you like ! and Do what you love !

Gue percaya, 90% manusia berstatus jomblo bukan karena mereka enggak menarik. Tapi karena mereka yang memilih status tersebut. Jadi, tunggu apalagi, jadilah jomblo yang sibuk !

Lo punya mimpi, kejar ! Lo punya target, capai ! Sukses dan bahagia itu hak semua orang, tanpa terkecuali. Jadi sebenarnya, enggak ada masalah dengan status ‘jomblo’, yang jadi masalah adalah ‘orang’ yang menyandang status jomblo tersebut. Pilihannya, ada di diri kita masing-masing.

Mau dengar teori gue soal ‘pintu toilet’ enggak ?

Begini, pikiran ini tercipta begitu saja waktu gue lagi ngantri di toilet sebuah Mall. Gue kebelet pipis, gue masuk ke toilet yang ada disana, dan sial, semua pintu ke tutup. Ada lima pintu toilet yang tersedia. Gue berdiri tepat di depan pintu pertama dari kiri. Enggak ada yang antri, gue sendiri. Tapi kemudian, beberapa orang masuk. Seorang ibu-ibu berjilbab baru banget masuk dan nunggu di depan pintu nomor tiga, beruntung, pintu itu terbuka, si ibu berjilbab itu masuk. Padahal jelas, ini enggak adil, gue yang lebih dulu masuk buat ngantri tapi masih harus menunggu. Semua pintu toilet masih tertutup, di depan beberapa pintu sudah ada yang menunggu, termasuk gue. Asli, gue kesel, ini orang ngapain coba di toilet lama banget, batin gue. Akhirnya gue memutuskan untuk pindah ke depan pintu yang lainnya. Ada wanita lain baru masuk dan berdiri tepat menggantikan gue. Damn ! pintu toilet yang daritadi gue tunggu, terbuka. Gue mendecakkan lidah, sial banget gue. Gue masih menunggu. Lalu enggak lama, pintu toilet itu terbuka. Gue enggak masuk di pintu toilet yang pertama dari kiri, tapi gue masuk ke dalam toilet nomor tiga. Begitulah. Apanya yang begitulah, Aya ???

Begitulah jodoh. Saat kita memutuskan untuk memilih, ada yang lebih paham dengan pilihan kita. Tentu saja Tuhan. Kita hanya diminta untuk bersabar sebentar, demi kebaikan yang lama. Kayak gue yang dari awal berdiri di depan pintu toilet, di PHP-in cukup lama, lalu memilih move on. Dan ya, memang harus seperti itu ceritanya. Toh, semua udah ada skenarionya, bukan ? Kita hanya perlu memainkan peranan kita dengan baik. Jadi, buat yang masih sendiri, bersabarlah !

Jadilah jomblo yang sibuk ! Sibuk dalam hal yang bermanfaat, jika tidak buat orang lain, setidaknya bermanfaat untuk  diri lo sendiri *kedipin satu mata sambil senyum*

2 komentar:

  1. Penyemangat buat para jomblo nih :D
    Terus berkarya ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga !
      jomblo, kan, spesies spesial :p

      siaaap ! mari berkarya ;)

      makasih sudah berkunjung, fahru :))

      Hapus