Akhir-akhir ini saya senang
sekali membaca sedikit tentang sosok Socrates1.
Dalam pencarian saya yang mencoba mengenali sosoknya, saya menemukan satu
pemikiran Plato2 tentang
teori goa yang di tulis di dalam Republic,
salah satu karya terkenalnya.
Jika saya simpulkan dalam
pemahaman saya sendiri, begini, mereka (orang-orang yang berada di dalam goa)
sudah merasa nyaman dengan kehidupannya, mereka hanya bisa melihat
bayang-bayang keadaan di luar goa hanya dari pantulan tembok goa dengan cahaya
api unggun yang ada disana. Tanpa pernah keluar, dan merasakannya sendiri.
Mereka terlalu nyaman berada di dalam kebiasaannya. Sampai pada akhirnya,
seorang dari mereka memutuskan untuk keluar dari zona nyaman tersebut. Dan apa
yang ‘seseorang itu’ dapati di luar goa ? Sesuatu yang jauh dari pemikiran
sebelumnya, pemikiran-pemikiran yang tercipta selama masih ada di dalam goa.
Seseorang tersebut menemukan banyak kenyataan, bukan sekedar pemikiran. Dunia
yang sebenarnya, nyata dengan keadaan alam semesta yang sesungguhnya. Lalu,
seseorang itu kembali ke dalam goa, memberitahukan kepada para penghuni goa,
bahwa di luar sana jauh dari apa yang hanya bisa di lihat di dinding goa itu. Seseorang
itu mengajak para penghuni goa untuk keluar. Tapi tak seorang pun yang percaya,
para penghuni itu malah membunuh seseorang itu.