Jumat, 25 April 2014

menuju kembali



gambar diambil dari brain-psychoneuron.blogspot.com

tak pernah ada kata terlambat untuk sebuah perubahan, setidaknya itu yang aku tahu. akan ada satu titik dimana seseorang akan merasakan bahwa ia harus berubah. menjadi ini ataupun itu, menjadi apa yang menurutnya harus membuatnya berubah.
aku tak ingin berubah, bisikan kecil itu terngiang di dasar telingaku, bisikan lirih penuh kejujuran. aku memang tak ingin berubah.

aku hanya sedang merasakan kegersangan di dalam jiwa yang ku rasa kosong. aku tak ingin berubah, karena memang tak ada hal yang harus ku ubah dari diriku, paling tidak untuk saat ini. aku hanya sedang merasa rindu, rindu tak bertuan. rindu yang ku rasa selalu hadir namun terabaikan.
dadaku sesak, napasku tak beraturan, tak pernah ada yang tahu apa yang sedang ku rasakan, pun diriku. satu kesimpulan terekam, aku telah kalah.
kalah pada nasib. kalah pada usaha. kalah pada dunia.
semua usaha yang ku lakukan untuk meraih dunia terasa sia-sia. aku telah kalah. jatuh sejatuh-jatuhnya.
tak ada lagi yang dapat ku rasakan, hatiku mati, tak peka akan rasa.
aku ingin kembali.
aku terbangun di sepertiga malam, waktu yang dulu selalu ku tunggu dalam hari. waktu yang belakangan tak lagi terasa istimewa. aku terbangun dengan kelumpuhan otak, mencoba menghidupkan kembali hati yang mati. aku telah kalah, kalah oleh diriku sendiri.
aku merunduk dalam gelap, dalam sunyi, tak ada yang ingin ku sampaikan tentang apa, aku pun tak tahu. aku hanya sedang merindu.
aku ingin kembali.
dunia ini terlalu indah, membawaku melayang dalam angan. aku telah kalah. kalah karena aku merasa telah kehilangan cinta yang sesungguhnya. kekaguman alam akan diriku membuatku melambung jauh. meski di mata mereka aku sang juara, tapi aku telah kalah.
aku ingin kembali.
hidup dengan-Nya membuatku menjadi pemenang meski di mata alam aku bukanlah siapa-siapa. aku tahu harus ku bawa kemana kekosongan hati ini. aku tahu kepada siapa aku harus kembali.
tetesan air yang semula tertahan dalam kelopak, kaca-kaca yang dalam hitungan menit tak lagi mampu menahannya, memberi kelegaan yang tak ternilai. tak peduli sejauh apa langkah mundur tempo lalu, tak peduli akan seberapa besar kelalain nafsu dunia di waktu kemarin. satu hal yang ku yakini, aku telah memilih langkah yang tak salah. langkah yang tak pernah ada larangan untuk kembali. sejauh apapun aku menjauh.
hampa yang kurasa perlahan terhapus, kekosongan hatiku kembali terisi. jatuhku yang sejatuh-jatuhnya telah tertangkap oleh-Nya. langkah kaki yang ku arahkan tak lagi terperosok jauh, aku kembali terarah.
dahagaku terasa sejuk dengan siraman asma yang ku nyanyikan secara lembut, aku telah menang. menang yang sesungguhnya. hatiku kembali hidup, itu yang kurasakan dalam kelegaan jiwa.
tak peduli lagi akan siapa dan siapa, tak penting lagi penilaian satu sampai sepuluh, ketenangan yang kurasakan tak ada bandingannya. waktu yang telah berlalu tak perlulah di sesali, detik yang tak mungkin kembali cukuplah jadi pelajaran. dunia tak mungkin berhenti berputar bahkan hanya untuk sekedar menungguku kembali, namun aku harus tetap berdiri dalam keadaan apapun.
terkadang, ada langkah yang mengharuskan seseorang untuk menjauh agar bisa lebih dekat dengan apa yang sebenarnya selalu dekat. Tuhan.

4 komentar:

  1. Wah dalem banget.. keren keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah mampir, semoga bermanfaat :)

      Hapus
  2. aya, entah knpa gw tu selalu suka tulisan lo hahaah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaah .. jadi terharu tapi senyum :))
      Banyak banyak makasih ya kakaaa :D

      Hapus