Jumat, 16 Mei 2014

surat untuk pengangguran

kepada kau, yang tak pernah lelah untuk mencari kerja

kemaren sore, tanpa sengaja aku mendengar lagu dangdut yang dinyanyikan oleh Rhoma irama, aku tak begitu ingat judulnya, tapi ada sedikit lirik yang aku ingat, begini liriknya seribu satu macam bidang pekerjaan dari pengamen sampai jadi presiden. seribu satu macam cara orang mencari makan dari menjual koran sampai menjual kehormatan. ada cara yang halal dan ada cara yang haram. tinggal pilih mau yang mana, tapi semua akan di pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan dan manusia. banyak orang yang bilang cari yang haram saja sudah susah apalagi yang halal. banyak orang berkata yang jujur pasti hancur karena zaman ini sudah edan, jujur pasti enggak makan. stop ! jangan kau bayangkan aku yang sedang berdendang dengan lirik itu, tapi simak setiap kata yang ada di dalamnya.

entah kenapa, aku langsung teringat padamu saat lirik itu sampai di telingaku. ya Tuhan, aku sampai lupa menanyakan kabarmu. kau apa kabar ? aku tak ingin bertanya tentang pekerjaan padamu, aku tidak ingin membuatmu semakin terbebani dengan pertanyaanku. aku yakin, kalau kau memang sudah kembali bekerja, kau pasti akan memberitahukanku, bukan ?
aku harap kau tak pernah berputus asa, percayalah, tidak ada yang abadi, semua akan berganti. susah ya enggak selamanya susah kalau kau mau berusaha, senang ya enggak selamamya senang kalau kau larut dan lupa caranya bersyukur. kau percaya kalau Tuhan adil, bukan ?
kadang, kita saja yang kurang peka dengan apa yang di berikan-Nya. tak perlulah mengeluh kesana sini, coba kau tumpahkan semuanya ke Tuhan. Dia pendengar yang baik meski kau tak bisa langsung mendapati komen dari-Nya, tapi kau pasti paham dengan ketenangan yang akan kau dapatkan, jawaban terbaik yang lebih dari cukup dibandingkan dengan tumpukkan komentar orang orang di postingan yang kau share di jejaring sosial. Dia pendengar yang baik, kapan pun kau membutuhkan-Nya, tak mengenal detik ataupun tempat.
aku paham, menjadi korban PHK ataupun PHP sebuah perusahaan memang tidak menyenangkan buat di kenang, tapi ambilah hikmah dari semuanya. perlu kau catat, di negara ini bukan hanya kau yang tidak bekerja, banyak, sangat banyak. aku sudah pernah berkata bukan kalau semua orang mempunyai kesempatan yang sama, tak mengenal siapa dan siapa, semua orang punya kesempatan yang sama. aku percaya, kau bukanlah orang yang mudah berputus asa, aku tahu seperti apa rasa optimismu. namun, aku pun mengerti, setiap orang pastilah mempunyai jatah lelah dalam hidupnya. tapi berapa kali pula aku mengingatkan, ketika kau merasa lelah, beristirahatlah, karena kau harus kembali berdiri. kau tidak pernah benar-benar mau berhenti, bukan ?
semua orang akan menjumpai yang namanya titik nol, dimana ia merasa sangat gagal, dan hanya mereka yang bangkit dari titik nol itulah yang akan menjadi 'sesuatu'. bukan berdiam dengan ratapan menyedihkan, tenggelam di titik nol tersebut. aku rasa kau paham akan perumpamaan itu.
meski cara haram itu sulit dan cara halal pastilah berkali lipat lebih sulit, aku percaya kalau kau akan tetap berusaha di jalan yang tidak salah. Ada Tuhan, yang tak pernah sekedipan mata pun meninggalkanmu. setiap langkah yang kau ambil, tentulah di perhitungkan oleh-Nya. meski mimpi dunia menggoda jiwamu, ingatlah masih ada alam lain yang akan kau jumpai. kehidupan yang sesungguhnya, lalu, kalau kau lakukan berbagai macam cara untuk hidup yang sementara ini, apa kau tidak akan menyesal untuk jangka waktu yang lama ? selalulah berpikir akan sekecil apapun langkah yang kau ambil. aku rasa kau mengerti, kau sudah dewasa, bukan ?
pengangguran bukan suatu kehinaan, toh tak akan kau jumpai pertanyaan 'dimana kau bekerja ?' saat tubuhmu telah menyatu dengan tanah. aku rasa justru saat-saat kau berada di bawahlah, pada dasarnya kau begitu sadar hakekat 'hamba' yang sebenarnya. tak ada duka yang abadi, semua akan berganti, berhenti berpikir pendek tentang masa depan yang masih abu-abu. masa depan bukan hal yang harus kau cemaskan, hari ini milikmu, maka lakukanlah yang terbaik untukmu, mereka, dan Tuhan.
tetaplah melangkah, usap keringat yang menetes di wajahmu, kalau kau sudah benar-benar merasa lemah, angkat wajahmu, menengadahlah ke langit yang luas agar ketika linangan air yang ingin keluar dari matamu tertahan dan tak mengenai seluruh permukaan wajahmu. atau, keluarlah saat hujan turun, menangislah selama hujan itu masih belum berhenti, agar tak pernah ada yang tahu seberapa rapuhnya dirimu.
aku tidak sedang mengajarimu untuk menjadi seorang yang suka berpura-pura, kau sudah dewasa, aku rasa kau akan paham tentang isi surat ini.
ah, aku ingat judul lagu itu 1001 macam, ya 1001 macam.
lain kali, aku akan mengirimimu surat lagi, hmmm, gimana kalau di surat berikutnya sapaan yang kugunakan seperti ini 'kau yang sedang berbahagia dengan segala kecukupan yang kau syukuri' sepertinya lebih menyenangkan untuk di dengar. ya, kau benar kalau aku sedang tersenyum saat ini, aku percaya sapaan itu akan kuberikan tak lama lagi untukmu. ah, tak sabar rasanya. astaga, sudah ya, aku sedang mengerjakan sesuatu, terimakasih atas tumpukkan detik yang kau gunakan untuk membaca suratku, aku yakin, disana kau sedang tersenyum dengan semangat menggebu.


Mei, 2014


aku yang berada di lingkaran langit














Tidak ada komentar:

Posting Komentar