Minggu, 22 September 2013

Dear me, Aya Nurhayani (Blogger Gathering #Terios7Wonders)


Imposibble. Mungkin para juri khilaf. Mimpi.

Perkiraan-perkiraan tersebut yang melintas dibenak saya, ketika Rabu, 18 September 2013 at 3.25 pm kemarin, mba Putri dari Vivalog menelpon saya. Saya yang saat itu baru bangun tidur karena habis kerja malam, shock berat ketika di kabari kalau artikel yang saya ikut sertakan di kompetisi #Terios7Wonders terpilih menjadi 25 finalis.

Deg.

“Mba serius ?” Tanya saya menegaskan.
“Iya. Saya mau minta biodatanya, kemarin udah di email ke imelnaya@yahoo.com.”
“Ooh, iya, iya, saya belum buka email.”
“Oh gituh, iya di tunggu ya mba datanya, soalnya jam empat mau saya kirim ke pihak Daihatsu.”

Klik. Setelah mengucapkan terima kasih, saya akhiri pembicaraan tersebut. Jam 4 ? Ini udah setengah 4 .. waduuuh .. saya bergegas menghidupkan pc, menancapkan modem dan duduk tegap di depan monitor. Tapi, ah .. pulsa modem habis. Saya pun menghubungi beberapa teman yang menjual pulsa, tapi lagi-lagi tidak ada respon dari mereka. Entahlah. Akhirnya, saya memutuskan untuk berjalan kaki ke warnet, ya .. saya tidak bisa mengendarai motor, oleh karena itu saya jalan kaki.

Sekitar pukul empat kurang lima belas menit saya sampai di warnet, duduk depan pc dan mulai membuka email. Ya. Benar sekali, ada email yang dikirim dari  putri.megasari@viva.co.id . Dengan cepat saya unduh attach-nya dan saya isi form yang ada di file tersebut. Selesai. Saya kirim form yang telah terisi sebagai balasan.


Minggu, 22 September 2013.

Hari, dimana 25 finalis dari vivalog akan menghadiri acara blogger gathering, runtutan acara dari #Terios7Wonders. Begitu pun dengan saya, bagaimana mungkin saya menyia-nyiakan kesempatan ini. Tapi sayang, malam itu, sabtu, 21 September 2013 saya masih masuk kerja. Dan ya, saya masuk malam dan pulang pukul 06.30 am. Bukan halangan, saya akan tetap datang.

Paginya, saya sampai di rumah pukul 07.00 am. Sarapan, mandi, lalu berangkat untuk menghadiri acara blogger gathering tersebut di JIExpo-Kemayoran. Saya tinggal di Bekasi, dan saya sama sekali enggak tau rute untuk sampai di JIExpo. Sempat nanya dan nyari tau ke beberapa teman, ya, mereka cuma bilang, “Iya di Kemayoran, kalau naik angkot enggak tau naik apa.”

Baiklah, saya  pun menghubungi mamang saya yang tinggal di Blok-M. Dan syukurlah, ia mau mengantar saya. Sebelumnya, saya sudah menghubungi teman lain untuk mengantar saya, tapi entahlah, ia menghilang begitu saja. Mamang saya menyuruh saya untuk ke Blok-M terlebih dulu, oke, pukul 08.00 am, saya berangkat dari rumah.

Ac 05 baru datang di menit ke tiga lima. Dan pukul 09. 15 am, saya sampai di Blok-M. bertemu dengan mamang saya, perkiraan saya waktu itu, Kemayoran dekat dengan Blok-M. Karena mamang saya bilang seperti itu, dan ya, saya yang memang tidak tau, menurut saja.

Tapi apa ini ? Saya naik busway dari Blok-M, lalu turun di Kota, transit ke tanjung Priok. Dan, ah .. di tanjung Priok ada gangguan kecil, semua penumpang di suruh turun dan pindah armada. Dan, sial, saya kembali memutari kota, dan turun di halte jembatan merah pukul 12.05 pm. Ya. Ini enggak mungkin lagi terkejar. Acara di mulai pukul 10.00 am. Saya terlambat terlalu lama.
Dari jembatan merah, saya naik bajaj sampai di JIExpo pukul 12.25 pm.

Nyesss.

Tempat apa ini ? Ini yang namanya JIExpo ? Buntu. Dan bodoh, mamang saya sama sekali tidak tau apa-apa. Ia tidak bisa di andalkan. Ada emosi yang meluap-luap di batin saya,

“Tau gini mah, tadi aku naik kereta dari Bekasi, turun di Kemayoran. Udah sampe. Enggak muter-muter kayak gini. Mamang gimana sih ? Katanya pernah kesini ! Katanya tau JIExpo ! Katanya dari Blok-M dekat ! Tapi apah ini ?”

Tapi saya menahannya, amarah tersebut tidak sampai hati untuk saya keluarkan. Saya mengerti, kalau ia juga lelah akan perjalanan ini, sama seperti saya. Setitik air menetes di sudut mata saya, hati saya berdesir, ada rasa sakit yang menggores, dan hanya kata ini yang terucap dari mulut saya “Allah.” Sedetik kemudian, saya kembali tersenyum.

“Dimana acaranya ?” Tanya mamang saya polos.
“Udah jam segini mang, udah yuk pulang aja ! Ini bukan tempat buat kita.” Saya mencoba tenang.

Sebelumnya, saya sudah mengirim pesan ke mas Guntur, pihak dari Daihatsu yang memegang tiket masuk acara tersebut. Tapi sayang, tidak ada balasan yang saya terima. Mungkin ia sibuk. Atau mungkin, saya yang memang tidak tahu diri.

Saya pun memilih pulang. Keluar dari arena yang penuh dengan berbagai macam kendaraan mewah. Keluar. Lalu naik bajaj ke stasiun Kemayoran.
Ya. Saya kehilangan satu kesempatan besar dan satu pengalaman penting. Bagaimana tidak ? Kesempatan menjadi 25 Finalis dan pengalaman bertemu dengan blogger-blogger lainnya, dan orang-orang yang seyogyanya menjadi pembicara di acara tersebut. Mereka yang akan mengalirkan berbagai macam ilmu pengetahuan kepada saya. Tapi mungkin, Tuhan belum mengizinkan.

Tapi satu hal, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dua kaki ini, yang tanpa lelah terus melangkah walaupun habis berdiri semalaman untuk bekerja. Kepada dua mata ini, yang sabar menahan pejaman yang habis terjaga semalaman suntuk. Juga kepada hati ini, yang mampu menahan amarah dan kekecewaan. Terima kasih, saya ucapkan. Terima kasih.

Ya, ini adalah proses yang harus dinikmati dan diambil pelajarannya. Karena untuk melihat dunia yang besar, di perlukan jiwa yang besar pula.

3 komentar: