Jumat, 20 Juni 2014

Filosofi lampu jalanan

Take picture of www.priskaskriva.blogspot.com
Belajar pada rentetan lampu jalanan, mereka tak indah di lihat saat pagi, siang ataupun sore, hanya karena, memang bukan pada saat itu waktu milik mereka. Namun lihatlah ketika malam, mereka menyala bagai kunang-kunang di tengah kegelapan. Indah, bukan ?

Saya suka lampu jalanan. Sejak lama. Saya menyukai malam, pun sejak lama. Saya pernah bertanya ke seorang teman beberapa tahun yang lalu 'itu apa ? Kok bagus' kedua mata saya menangkap kerlip cahaya yang entah berasal darimana, malam itu, saya duduk di balik tubuhnya di atas motor.

'Itu lampu' jawabnya singkat.

Saya tak lagi bertanya apapun, tak ingin mengganggu teman saya yang mungkin sedang fokus membawa sepeda motor miliknya, ya, malam itu kami pulang kerja.

Lampu. Keindahan yang saya lihat itu 'hanya' lampu. Memang bukan hal yang fantastik atau apalah namanya, namun, ketika itu saya sadar, semua memang akan indah pada waktunya. Seperti kerlip cahaya dari lampu-lampu itu yang indah di malam hari. Ya, semua memang ada waktunya, kau tak bisa memaksakannya. Apapun. Namun, meski kau tak bisa memaksakan waktu, kau bisa untuk menghargainya. Maka waktu akan menghargaimu.

Seperti cinta, tak pernah bisa di deadline kapan ia harus datang, dan kapan pula ia harus pergi.

Seperti impian, tak pernah bisa di terka, kapan menjadi nyata, atau selamanya hanya mimpi.

Dan kau, cukup mempercayainya, bahwa semua ada waktunya.

1 komentar:

  1. Sama... Saya akhir akhir ini juga suka lampu jalan... Mereka jarang diperhatikan... Meskipun begitu lampu jalan tetap menyala sesuai tugasnya, tapi ketika mereka padam, sontak terasa kehilangan.

    BalasHapus